Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa MBA ITB Lebih Banyak Bahas Studi Kasus dan Simulasi

Seorang Alumni Master of Business Administration (MBA) ITB yang saat ini menjadi pengusaha yang bergerak di bidang konsultan Human Resources, Rangga Irawan Prasetyo mengungkapkan persamaan MBA Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satunya, pembelajaran berbasis studi kasus.
Perkuliahan di SBM ITB/Istimewa
Perkuliahan di SBM ITB/Istimewa

Bisnis.com, BANDUNG – Seorang Alumni Master of Business Administration (MBA) ITB yang saat ini menjadi pengusaha yang bergerak di bidang konsultan Human Resources, Rangga Irawan Prasetyo mengungkapkan persamaan MBA Institut Teknologi Bandung (ITB). Salah satunya, pembelajaran berbasis studi kasus.

“Kami banyak membahas studi kasus dari Harvard. Apa yang dipelajari di Harvard, kami pelajari juga,” ujar Rangga dalam SBM ITB Postgraduate Online Info Session, Sabtu (4/4/2020).

Metode pembelajaran seperti ini mengubah hidupnya. Ia berusaha keras memahami, memecahkan masalah kasus-kasus tersebut, dan memicu dirinya untuk lebih banyak belajar. Rangga mengaku, apa yang ia pelajarinya di MBA ITB termasuk paket lengkap. Ia mempelajari banyak hal mulai dari manajemen, marketing, hingga human resources.

Bahkan bila seseorang minat terhadap suatu bidang misalnya manajemen keuangan namun tidak memiliki latar belakang ilmu tersebut, ITB akan menyiapkannya khusus untuk orang tersebut.

“Kalau kita tidak memiliki latar belakang manajemen keuangan, kita akan diberi pelajaran tentang akunting,” imbuhnya.

Berbagai ilmu yang diperolehnya membantu karirnya di salah satu Bank BUMN di Indonesia. Bahkan kini ia memiliki perusahaan konsultan di bidang HR. Sebagai konsultan, ia tentunya membutuhkan keilmuan yang kuat.

Direktur MBA ITB, Dr. Subiakto Soekarno, MBA, RFA,OWP, CFP mengatakan, salah satu ciri khas MBA ITB adalah program akselerasi menjadi top manajemen dengan menggunakan studi kasus.

Sepanjang program, setidaknya ada 150 studi kasus yang diberikan. Studi kasus tersebut merupakan replikasi dari masalah di perusahaan.

“Anda seperti akan masuk ke ruang direksi, melakukan simulasi dan berperan menjadi direksi dan mengambil keputusan,” tuturnya.

Cara ini memicu mahasiswa untuk mempelajari banyak aspek dari setiap masalah di perusahaan. Mereka akan berjuang keras mencari solusi, melihat pengalaman, dan mencari solusi atas kasus tersebut.

Subiakto mengungkapkan, di Harvard sendiri ada 300-400 studi kasus yang diberikan selama program. Jumlah itu lebih banyak karena Harvard murni mempelajari studi kasus. Mengenai teori dan pembelajaran dilakukan sendiri.

Sedangkan MBA ITB menggabungkan perkuliahan di kelas dengan studi kasus. Itu yang membuat jumlah studi kasus yang diberikan lebih sedikit.
“Program Master itu mampu membaca sendiri, berpikir kritis, beragumentasi. Seorang master harus punya kemampuan belajar mandiri. Itu pula yang ditanamkan MBA ITB kepada mahasiswanya,” tuturnya.

Dalam SBM ITB Postgraduate Online Info Session, Subiakto menjelaskan berbagai program MBA ITB yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa.

Yakni pertama, Young Professional untuk mahasiswa S1 yang baru lulus atau fresh graduate. Kedua BLEMBA/EMBA/ASEMBA atau Business Professional Program yang ditujukan untuk calon mahasiswa yang memiliki pengalaman bekerja.

Ketiga program CCF atau Creative and Cultural Entre, biasa disebut Enterpreneurship Program. CCF diperuntukkan bagi calon mahasiswa yang ingin mengembangkan usahanya. Ada pula program double degree untuk Asean MBA serta double degree dengan partner universitas di luar negeri seperti University of Glasgow Scotland dan University of Hull UK.

Bagi para calon mahasiswa yang belum dapat mengikuti open house pada 4 April lalu, bisa mengikuti program open house selanjutnya yang akan dijadualkan pada 9 Mei 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rachman
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper