Bisnis.com, BANDUNG - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dan Pelabuhan Patimban dinilai bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan industri di Jawa Barat. Keduanya, diyakini menjadi solusi untuk memangkas beban ongkos logisitik perusahaan.
Ekonom CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai kehadiran Bandara Kertajati dan Pelabuhan Patimban dapat mempertahankan daya saing industri dengan menekan ongkos logistik yang mahal, seiring dengan makin dekatnya jarak antara pabrik dengan pelabuhan.
“Pelabuhan Patimban bisa menjawab dweling time yang lama di Pelabuhan Tanjung Priok, bagi industri dan investor agar memiliki satu poin yang dapat memperkuat daya saing dan industri mereka,” kata Faisal kepada Bisnis.com, Selasa (17/3/2020).
Di samping itu, sambungnya, pembangunan kawasan industri saat ini juga cenderung ke arah Barat Jakarta atau sekitar kawasan Bekasi dan Karawang. Banyak perusahaan yang membangun pabrik baru di kawasan tersebut, sehingga kehadiran dua infrastruktur transportasi tersebut sudah tepat.
Dia optimistis jika pembangunan infrastruktur di Jawa Barat telah berjalan dengan sempurna akan mendorong pertumbuhan investasi yang sejalan dengan pembangunan ekonomi.
“Pola industri yang memiliki nilai tambah tinggi biasanya itu terkait dengan rantai pasokan global, sehingga dia membutuhkan lalu lintas yang lancar secara logistik lewat pelabuhan dan bandara,” ujarnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, pemerintah menggelontorkan dana sekitar Rp43,2 triliun untuk membangun Pelabuhan Patimban dan dikerjakan sejak 2018.Pelabuhan ini pada tahap awal akan melayani 3,5 juta TEUs dan akan berkembang hingga 7,5 juta TEUs.
Adapun, Bandara Kertajati yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2018, memiliki terminal dengan luas 121.000 meter2 dan panjang landasan pacu 2.500 meter. Kapasitas penumpang bisa mencapai hingga 29 juta orang setiap tahun.