Bisnis.com, CIREBON - Sejumlah petani di Desa Purbawinangun, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan, tidak adanya solusi terkait pencemaran limbah batu alam dari Kecamatan Dukuhpuntang yang mencemari saluran irigasi pertanian.
Di sepanjang saluran irigasi yang berada di Desa Purbawinangun, kondisi air berwarna cokelat tersebut bercampur air dari limbah pengolahan batu alam, sehingga berubah warna menjadi abu.
Wawan (46), petani asal Desa Purbawinangun, mengatakan, kondisi tersebut terjadi lebih dari 10 tahun dan belum ada upaya dari pemerintah. Para petani terpaksa memanfaatkan karena tidak saluran air lain.
"Ini satu-satunya yang sering dipakai sama petani, karena tidak cukup kalau cuma mengandalkan air hujan saja," kata Wawan di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Senin (2/3/2020).
Akibat sering menggunakan air dari saluran tersebut, petani pun kerap mengeluhkan beberapa hal, mulai dari tanah sering berubah menjadi warna putih dan pada saat kemarau lebih cepat mengeras.
Kondisi tersebut, diakui para petani tidak menurunkan kuantitas hasil padi setiap masa panen. Namun, seringkali menurunkan kualitas, tak jarang menurunkan kualitas padi yang dihasilkan.
"Kelihatan sempurna, padahal tidak ada isinya," katanya.
Sebelum ada tempat pengolahan batu alam di Kecamatan Dukuhpuntang, kondisi air di saluran irigasi yang berada di Kecamatan Plumbon tampak jernih. Bahkan, beberapa jenis ikan dan belut hidup di saluran irigasi tersebut. Namun saat ini, hewan penghuni saluran irigasi sulit untuk didapatkan.
"Harus segera dibenahi, jangan sampai jadi masalah abadi. Kasihan petani yang mengandalkan hidupnya dari lahan pertanian," katanya. (K45)