Bisnis.com, BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) berancang-ancang menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp1 triliun pada tahun ini, seiring rencana perseroan memperkuat struktur permodalan untuk menunjang ekspansi kredit.
Head of Corporate Secretary Division Bank BJB Muhammad Asadi Budiman memproyeksikan penerbitan obligasi itu akan dibagi ke dalam dua tahap, dengan nilai Rp500 miliar masing-masing. Adapun tahap pertama, dirilis pada triwulan pertama, sedangkan sisanya akan diterbitkan pada semester II/2020.
“[Penerbitan obligasi ini] untuk memperkuat struktur permodalan untuk ekspansi kredit pada 2020,” katanya saat ditemui Bisnis di kantornya, Rabu (22/1/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan, Bank BJB percaya diri obligasi tersebut seluruhnya akan terserap pada tahun ini. Didukung oleh fundamental perusahaan cukup baik dan rating perseroan idAA- versi Pefindo dengan prospek stabil, dia optimistis investor bakal meliriknya.
“Optimistis karena terdapat momentum penurunan suku bunga acuan serta awal tahun investor memiliki bujet baru untuk belanja investasi,” katanya.
Dia menambahkan, angka Rp1 triliun dipilih karena cukup moderat bagi perusahaan. Tak terlalu membebani biaya dana atau cost of fund, dapat memperkuat struktur permodalan dan peningkatan komposisi struktur perhimpunan dana jangka panjang.
“Jadi moderat,” katanya.
Sejauh ini, Bank BJB juga telah melakukan penawaran umum obligasi, dimulai pada 2017 selesai pada 2019 dengan nilai keseluruhan Rp4,5 triliun. Selama kurun waktu tersebut, obligasi diterbitkan dalam tiga tahap. “Terserap seluruhnya,” katanya.
Sementara itu, pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit tetap di level dua digit, yaitu sekitar 10%—11%. Bank BJB, sambungnya, meyakini segmen infrastruktur dan UMKM akan menopang pertumbuhan tersebut, selain kredit konsumer yang tumbuh cukup baik.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit Bank Pembangunan Daerah (BPD) naik 10,15% secara tahunan pada tahun lalu. Angka tersebut merupakan kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir yang rata-rata hanya satu digit.
Bank BJB meyakini kenaikan penyaluran kredit pada tahun lalu sebesar 10%—11% yang ditopang oleh kredit korporasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta konsumer.