Bisnis.com, BANDUNG — Jelang penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) Cicadas, para pedagang mulai membongkar lapaknya sendiri.
Pembongkaran kios PKL di sepanjang kalan Ahmad Yani ini dimulai dari ujung sebelah timur disekitar Jalan Cikutra. Para pedagang mulai mengamankan barang dagangannya dan juga puing lapak yang masih bisa dimanfaatkan.
Salah seorang pedagang di Cicadas, Asep Lukman Nulhakim mengaku pembongkaran ini merupakan kesadaran dari para pedagang. Terlebih, penataan ini memang dinanti-nanti oleh para pedagang.
"Karena ini sudah kesepakatan para pedagang dengan pemerintah kota. Kami menyambut baik, ini kan renovasi istilahnya," ucap Asep, Selasa (13/8).
Asep yang mengaku sudah berjualan sejak 1998 silam ini memahami bahwa penataan ini merupakan solusi jangka pendek Pemkot Bandung. Karena pada akhirnya para PKL harus mengikuti aturan jika terpaksa direlokasi.
Setidaknya, Asep merasa tenang karena pendekatan persuasif Pemkot Bandung membuat para pedagang merasa terakomodir.
"Tadinya mau dipindahkan, barangkali lahannya belum tersedia. Sekarang direnov dulu biar rapih. Kalau pun dipindahkan, pedagang minta yang di sekitar Cibeunying kidul. Banyak pedagang, warga di sekitar sini juga," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Cicadas, Suherman mengaku menyambut baik realisasi dari penataan kios para PKL ini yang sidah direncanakan sejak 2018 silam.
"Proses ini sudah berjalan lama, karena dengan kedatangan awal Kang Yana (Yana Mulyana). Bagi kami adalah satu anugrah. Sekarang akhirnya bisa terlaksana makanya kami sambut baik," kata Suherman.
Dengan pengerjaan secara bertahap, Suherman menyatakan para pedagang akan menyesuaikan waktu dengan Pemkot Bandung untuk membongkar lapaknya. Sehingga kegiatan berjualan bisa tetap berlangsung.
"Pokoknya sejak 2002 itu setelah zaman Pak Aa Tarmana (Wali Kota Bandung 1998-2003) ini pakai tenda. Dan sampai sekarang baru ditangani lagi oleh Pemkot. Sekarang kami hanya mengikuti, kalau dari Pemkot siap, ya kami bongkar," jelasnya. (K34)