Bisnis.com,BANDUNG—Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat memastikan luasan lahan sawah terdampak kekeringan terus bertambah.
Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Jabar Hendy Jatnika mengatakan kekeringan yang terjadi saat ini merupakan fenomena alam yang normal dan lazim.
“Ini normal iklim, dampaknya pada pertanian ini, karena sangat membutuhkan air,” katanya di acara Japri Humas Jabar di Gedung Sate, Bandung, Selasa (9/7/2019).
Antisipasi kemarau menurutnya sudah menjadi rutinitas pihaknya berbekal prediksi cuaca dari BMKG. Salah satu langkah antisipasi adalah meminta petani menahan untuk tidak menanam padi sampai kemarau mencapai puncak.
“Saat ini masih terdapat sawah susuganan [coba-coba], sugan hujan aya keneh [masih ada]. Setelah tanam dan panen di bulan ini langsung ditanami tanaman yang tidak banyak membutuhkan air. Ada juga hujan tapi sebetulnya belum (musim penghujan), jangan tanam lagi tapi masih ada yang uji coba,” paparnya.
Hendy mengakui dampak kekeringan ini menyebabkan sejumlah areal mengalami kegagalan alias puso. Namun karena Jabar merupakan wilayah yang kaya air pihaknya masih yakin dampak kekeringan tidak akan parah.
Pihaknya juga mengaku sudah menggelar rapat dengan TNI guna menanggulangi pengamanan areal sawah dalam penggunaan air. “ Bisa bacok bacokan gara-gara air, makanya TNI ikut turun. Adil dan merata. TNI sudah 3-4 tahun lalu sudah turun,” ujarnya.
Saat ini pihaknya tengah memastikan untuk memasok areal pertanian yang irigasinya tidak mengalami kerusakan akibat kekeringan. “Areal yang masih bisa diairi 500.000 hektare sawah,” ujarnya.