Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen (kedua dari kanan) dan Dirut BEI Inarno Djayadi (kanan), memberikan keterangan dalam acara sosialisasi pasar modal kepada wartawan Bandung, Kamis (20/6/2019). Bisnis.com/ Emanuel B. Caesario
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen (kedua dari kanan) dan Dirut BEI Inarno Djayadi (kanan), memberikan keterangan dalam acara sosialisasi pasar modal kepada wartawan Bandung, Kamis (20/6/2019). Bisnis.com/ Emanuel B. Caesario
 
Bisnis.com, BANDUNG—OJK mengajak seluruh pengusaha, terutama pelaku usaha kreatif di Kota Bandung, Jawa Barat, untuk menjajaki peluang menggalang dana masyarakat bagi modal usaha melalui pasar modal, agar usahanya dapat berkembang lebih cepat.
 
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen, mengatakan bahwa Bandung merupakan kota dengan penduduk paling kreatif di Indonesia. Banyak industri kreatif yang berkembang subur di Bandung dan meluas ke berbagai kota lain di Indonesia.
 
Namun, banyak juga usaha-usaha yang dulu pernah sangat popular di Kota Bandung, tetapi kini justru meredup karena kurangnya antisipasi terhadap perubahan tren dan persaingan di masa depan, serta kurangnya modal untuk berekspansi.
 
“Banyak perusahaan Bandung yang dulunya terkenal mestinya tidak hilang kalau dulu bisa go public [menjual sahamnya di pasar modal]. Kalau tidak go public, beberapa perusahaan yang besar dan skala nasional sekalipun bisa habis begitu generasi pertamanya meninggal, karena asetnya dijual oleh generasi selanjutnya. Kalau go public, asetnya tidak perlu dijual, cukup sahamnya dibagikan,” katanya dalam acara dalam acara sosialisasi pasar modal bersama para jurnalis di Bandung, Kamis (20/6/2019).
 
Oleh karena itu, Hoesen mengajak seluruh pelaku usaha di Bandung untuk mulai mempelajari peluang penggalangan dana melalui pasar modal. Pasar modal tidak hanya membuka peluang bagi pengusaha besar, tetapi juga pengusaha kecil dan menengah.
 
“Dulu memang kesannya perusahaan besar saja yang bisa menawarkan saham di bursa, tetapi sekarang peraturan OJK dan peraturan bursa [Bursa Efek Indonesia atau BEI] sudah memungkinkan perusahaan menengah dan kecil untuk listed di bursa,” katanya.
 
Hoesen mengatakan, dengan menjajaki tambahan modal melalui pasar modal, pengusaha minimal mendapatkan dua manfaat sekaligus. Selain mendapatkan tambahan dana dari investor baru, pengusaha juga bisa mendapatkan tambahan wawasan dari investor yang bersangkutan tentang peluang pengembangan usahanya di masa mendatang.
 
Tentu saja, untuk bisa menggalang dana investor melalui pasar modal, prosesnya akan cukup rumit dan banyak persyaratan yang diwajibkan. Namun, bantuan untuk menyiapkan itu semua sudah banyak tersedia, asalkan pengusaha mau mengambil langkah awal untuk mencari tahunya ke kantor perwakilan daerah Bursa Efek Indonesia terdekat.
 
Hoesen mengatakan, proses penggalangan dana di pasar modal ibaratnya pengusaha menyusun proposal bisnis untuk mengajak teman-temannya ikut patungan memodali bisnisnya. Agar dapat dipercaya, pengusaha harus bisa menunjukkan prospek usahanya, rencana bisnis, serta kinerja keuangannya selama ini.
 
Nantinya, berdasarkan semua informasi yang dijelaskan pengusaha tentang bisnisnya, lembaga dan profesi penunjang lainnya akan membantu untuk menentukan seberapa besar nilai perusahaan dan berapa besar modal yang bisa digalang dari pasar modal.
 
“Setelah semua dinilai, kita tahu perusahaan kita nilainya berapa. Lalu diputuskan, mau mengeluarkan saham berapa banyak untuk mendapatkan modal berapa besar. Target dana dibagi jumlah saham itulah yang akan menjadi harga sahamnya di pasar,” katanya.
 
Hoesen mengajak para pengusaha untuk sedini mungkin menjajaki peluang di pasar modal, tidak melulu hanya mengandalkan pinjaman perbankan yang harus dikembalikan dengan bunga.
 
“Jangan berpikir tunggu nanti waktu perusahaannya sudah besar sekali baru masuk pasar modal, karena kalau sudah besar, mau berkembang sebesar apa lagi [prospeknya]. Justru waktu awal masih kecil, kalau memang prospeknya bagus, masuklah di pasar modal. Pasar modal itu kan menjual prospek,” katanya.
 
Inarno Djayadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa hingga kini baru ada 633 perusahaan tercatat di BEI yang melepaskan sahamnya kepada investor publik. Sepanjang semester pertama tahun ini, baru ada tambahan 16 perusahaan baru.
 
Jumlah ini masih kalah banyak dibandingkan negara-negara tetangga. Padahal, jumlah perusahaan di Indonesia ada ribuan.
 
BEI bersama OJK sudah menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu (SEPMT) 2019 di Bandung, Jawa Barat, pada 19-20 Juni 2019 kemarin. 
 
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, BEI juga menyelenggarakan workshop go pulic kepada beberpa perusahaan Bandung.
 
Menurutnya, tidak kurang dari 30 perusahaan ikut serta dalam acara workshop tersebut. Nantinya, BEI akan terus melanjutkan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan tersebut untuk membantu mereka masuk ke pasar modal.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper