Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan di era industri 4.0, Bekasi akan menjadi etalase tumbuhnya industri modern terutama di kawasan industri.
Pihaknya mengaku persoalan masih tingginya angka pengangguran di Bekasi menjadi keprihatinan mengingat angkanya mencapai 9% lebih tinggi dibanding angka pengangguran Nasional. Padahal banyak kawasan industri yang berdiri di sana.
Pihaknya berkomitmen akan memprioritaskan warga lokal untuk bekerja di industri-industri yang ada di Bekasi. Syaratnya, Emil akan membuat kebijakan agar setiap industri di Bekasi membuat teaching factory dimana para muridnya merupakan warga lokal.
“Kita bikin kebijakan memprioritaskan warga lokal, itu boleh. Kedua, mewajibkan pabrik pabrik itu bikin sekolah namanyateaching factory. Tapi yang menjadi murid di sana warga lokal, lulus di sana skill-nya meningkat, sesuai kebutuhan, sehingga bisa disalurkan,” paparnya.
Di tempat yang sama, Bupati Eka mengaku untuk mengurangi pengangguran di daerahnya, Pemkab Bekasi akan menggelar berbagai pelatihan kerja. Selain itu, Eka akan menerapkan aturan yang mewajibkan industri untuk menerima warga lokal sebanyak 30%n dari kebutuhan tenaga kerjanya.
“Ada regulasi juga di kita (Pemkab Bekasi), bahwa ada kewajiban bagi pengusaha terkait dengan izin juga nanti untuk berpartisipasi 30 persen bisa menerima tenaga lokal. Kalau memang (tenaga kerja lokal) belum mampu nanti diharapkan bisa dilatih biar mampu,” katanya.
Eka sendiri mengaku urusan ketenagakerjaan bagian dari prioritas pihaknya membenahi pemenuhan kebutuhan dasar warga Bekasi selain pendidikan dan kesehatan.
“Kita akan fokus dalam beberapa hal dalam waktu dekat ini terutama dalam masalah kebutuhan dasar yaitu pendidikan kesehatan, tadi terkait ketenagakerjaan terus untuk selanjutnya ekonomi kreatif ada beberapa hal lagi, termasuk infrastruktur,” katanya.