Rencana tersebut lahir dalam penandatanganan Pernyataan Kehendak (letter of intent) antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dipimpin Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan IFC yang dipimpin Direktur Departemen Asia Timur dan Pasifik Vivek Pathak di Tokyo, Jepang, Senin (20/5/19) waktu setempat.
“Ini salah satu kerjasama dengan hasil positif selama kunjungan saya ke Jepang selain bertemu Menteri Lingkungan Hidup Jepang beserta JICA dan pemerintah Prefektur Shizouka,” kata Gubernur Ridwan Kamil.
Para pihak menurut Emil—sapaan akrab Gubernur Ridwan Kamil—berkeinginan untuk menjalin kerjasama di bidang investasi pengembangan infrastrukstur dan revitalisasi BUMD dalam rangka mewujudkan pembangunan berkelanjutan berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan.
Pihaknya memaparkan ruang lingkup kerjasama yang dibahas dalam letter of intent (LoI) para pihak akan meliputi pendampingan persiapan proyek-proyek infrastruktur strategis yang akan dilaksanakan memakai skema pembiayan kreatif.
IFC juga akan melakukan pendampingan dalam rangka penguatan kelembagaan BUMD di Jawa Barat guna meningkatkan daya saing dan perluasan pasar. “Ada tiga poin utama yang menjadi ruang lingkup kerjasama ke depan bersama IFC,” kata Emil.
LoI ini menurutnya merupakan langkah awal untuk menjalin kerjasama formal lebih jauh dengan penandatangan perjanjian yang bersifat teknis dan operasional sesuai ruang lingkup yang disepakati.
IFC sendiri merupakan lembaga keuangan internasional yang didiriakn sebagai afilisasi Bank Dunia dengan tujuan membantu pembiayaan pembangunan Negara-negara anggota yang belum maju melalui pemberian pinjaman dan/atau penyertaan pada sektor swasta.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Ridwan Kamil sekaligus diundang secara khusus sebagai panelis dalam acara United Cities and Local Government : Urban 20 yang disupport oleh IFC, World Bank Group di Hilton Hotel, Tokyo.
Dalam diskusi panel bersama Wali Kota Bogota Kolombia Gregorie Emmanuel tersebut Gubernur memaparkan peluang investasi di Jawa Barat.