Bisnis.com, BANDUNG — Kronologi dua remaja yang diduga dianiaya oleh Bahar bin Smith saat mengaku-ngaku sebagai Bahar bin Smith di Bali diungkap. Saksi meringankan bernama Hamid Isnaeni yang dihadirkan Tim Pengacara Bahar mengaku merasa tertipu lantaran keduanya mengatasnamakan Bahar bin Smith dan mendapatkan uang serta fasilitas selama di Bali.
Hal ini lah yang diduga menjadi alasan Bahar bin Smith melakukan penganiayaan terhadap dua korban bernama Cahya Abdul Jabar dan Muhammad Khoerul Aumam Al Mudzaqi alias Zaki ini.
Hamid mengaku dirinya pertama kali bertemu dengan Cahya dan Zaki di Jalan Pupies di Bali. Melihat penampilan Zaki yang menyerupai Bahar bin Smith, dengan rambut panjang pirang lantas membuat Hamid bertanya kepada keduanya.
"Saat bertemu, saya bilang 'Habib Bahar ya?' terus yang satunya lagi 'kok tahu?'. Saya bilang ke mereka kalau saya tahu dari sosmed. Terus yang mirip Habib Bahar mengiyakan," ucap Hamid dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri (PN) Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Kota Bandung, Kamis (9/5).
Selain Cahya yang mengaku dirinya sebagai Bahar bin Smith, Zaki pun saat itu mengaku kepda Hamid sebagai keturunan Nabi Muhammad juga dengan nama Alatos.
Usai ketiganya berbincang, Hamid kemudian mengajak Zaki dan Cahya ke tokonya. Saat di toko itulah Zaki mengaku kehilangan uang Rp 6 juta saat diperjalanan menuju Bali.
Dalam perbincangan tersebut Hamid juga sempat menanyakan keperluan apa keduanya ke Bali. Mereka, kata Hamid, mengaku diundang oleh salah satu pengajian namun setiba di Bali, panitia penyelenggara kabur.
"Setelah itu saya antar ke hotel. Saya kasih mereka Rp 220 ribu untuk hotel," kata dia.
Hingga pertemuan pertama tersebut, Hamid mengaku sama sekali tidak menaruh curiga terhadap keduanya. Bahkan saat dia melihat berita di televisi, dia tahu ada acara di Monas dan lantas ia menanyakan kepada Zaki melalui pesan singkat apakah Bahar bin Smit ikut acara tersebut,
"Saya tanya, Habib Bahar ada ikutan acara di Monas itu? Zaki jawab gini 'kita nggak sempat pulang ke Jakarta'," kata Hamid.
Hamid pun kembali mempercayai begitu saja. Keesokan harinya, dia kembali menjemput Zaki dan Cahya di hotel untuk menuju ke masjid menunaikan ibadah salat jumat. Setelah salat jumat, Zaki dan Cahya dibawa untuk bertemu dengan rekan-rekan Hamid yang lain.
"Ke teman-teman saya dia mengaku sebagai Habib Bahar," kata Hamid.
Saat itu, ia mulai sedikit curiga saat memperhatikan perawakan Cahya yang mengaku Bahar bin Smith tersebut. Sebab ia merasa ada yang berbeda antara Cahya dan Bahar bin Smith meski keduanya selintas serupa.
"Ketika ditanyakan kenapa Habib Bahar kok kecil, temannya ini bilang kalau Habib Bahar suka berubah-ubah, kadang besar kadang kecil," ucap Hamid disambut tertawa para pengunjung sidang.
Hamid lagi-lagi mempercayai. Dalam kesempatan itu, Hamid pun berbicara dengan rekannya Muhammad Nurcholis terkait pengakuan Zaki dan Cahya yang kehilangan uang Rp 6 juta. Nurcholis, kata Hamid, lantas berinisiatif urunan dengan teman-temannya untuk memberikan uang kepada Cahya dan Zaki.
"Waktu itu urunan terkumpul Rp 4 juta buat beli tiket pesawat. Lalu setelah itu saya antar ke bandara," kata Hamid.
Kecurigaan Hamid kepada Zaki dan Cahya pun terjawab. Saat itu, dia melihat di media sosial tengah ramai dibahas penangkapan orang-orang yang mengaku Habib Bahar.
"Di sosmed ada informasi habib Bahar palsu ditangkap. Saya lalu hubungi Nurcholis. Kita merasa tertipu," kata dia. (K34)