Bisnis.com, BANDUNG—Tidak kurang dari 73 rumah sudah tidak dapat lagi dihuni dan memaksa penghuninya mengungsi akibat bencana alam pergeseran tanah yang terjadi di Kampung Gunung Batu, Desa Kertangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Dilansir dari Antara TV, Jumat (3/5/2019), bencana alam tersebut menyebabkan ratusan warga harus mengunsi ke tenda-tenda darurat, musholah, sekolahan, atau ke rumah kerabatnya.
Berdasarkan data sementara BPBD Kabupaten Sukabumi, terdapat 73 rumah yang tidak dapat lagi dihuni karena rusak berat, bahkan ada yang sudah ambruk dan rata dengan tanah. Sementara itu, 36 unit lainnya terancam dan sudah mulai terdampak oleh bencana itu.
Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan data 73 rumah yang rusak merupakan data sementara yang diambil pada hari sebelumnya. Jumlah rumah yang terdampak kemungkinan masih bisa terus meningkat.
“Tidak menutup kemungkinan jumlah rumah yang terdampak akan bertambah. Sebanyak 73 unit itu sudah tidak bisa dihuni, yang sisanya 36 ini masih bisa dihuni, tetapi memang terancam,” katanya, seperti dilansir dari Antara, Jumat (3/5/2019).
Akibat bencana alam ini, korban juga kehilangan mata pencaharian utama sebagai petani, karena lahan pertanian mereka rusak akibat tanah terbelah.
Bencana alam pergeseran tanah ini juga menyebabkan kerusakan pada jalan milik provinsi yang menghubungkan Sukabumi dengan Pajampangan. Akibat kerusakan itu, arus lalu lintas tersendat dan harus dilakukan buka tutup jalan.
Bencana ini juga mengganggu perekonomian masyarakat sekitarnya, karena hasil bumi seperti beras tidak bisa panen maksimal. Selain itu, kendaraan berbadan besar juga sudah dilarang untuk melintasi jalan yang terbelah itu.
Ida Empang, salah satu warga korban bencana, mengatakan bahwa awalnya terjadi keretakan sedikit demi sedikit pada tanah dan rumah warga, tetapi semakin lama semakin membesar. Setelah itu, pergeseran tanah terjadi setiap menit.
“Tetangga sudah hampir satu RW [pindah],” katanya.