Bisnis.com,BANDUNG—Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta kasus pemukulan dua jurnalis saat meliput pengamanan Hari Buruh di Bandung, Rabu (1/5/2019) kemarin diselesaikan secara damai.
Gubernur Ridwan Kamil mengatakan dirinya tidak bisa berkomentar lebih jauh mengenai kasus tersebut. Namun pihaknya mengaku sudah melakukan klarifikasi pada pihak kepolisian.
“Saya klarifikasi ke Kapolres. Kapolres sampaikan terjadi ksalahpahaman,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Kamis (2/4/2019).
Menurutnya versi pihak kepolisian sulit membedakan antara jurnalis dan ratusan anak muda yang rencananya akan bergabung dalam aksi buruh di Monumen Perjuangan. “Karena versi kepolisian membedakan sama bajunya gelap-gelap di lapangan [dikhawatirkan demonstran] menyaru [jurnalis],” katanya.
Namun pihaknya berharap insiden tersebut bisa diselesaikan pihak korban dan kepolisian dengan damai. “Saya kira diselesaikan secara kekeluargaan, saya kira polisi juga menyatakan itu, saya kira tidak bisa lebih dari itu yang saya sampaikan,” paparnya.
kekerasan terhadap jurnalis di hari buruh menimpa fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) sedang meliput peringatan hari buruh internasional yang berpusat di Gedung Sate.
Sekitar pukul 11.30, Reza dan Prima berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau kondisi pergerakan massa buruh yang akan berkumpul di Gedung Sate. Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam.
Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut. Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.
Menurut Reza anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor Klx berplatnomor D 5001 TBS
Saat dipiting, Reza dibentak dengan pertanyaan “dari mana kamu?” Reza langsung menjawab “wartawan”. Lalu menunjukan id pers nya. Lalu polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut dan tulang kering kaki kanannya berkali-kali.
“Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya memepertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis,” kata Reza.
Kaki kanan Reza menglami luka dan memar.
Setelah menguasai kamera Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan Reza.
Sedangkan Prima Mulia mengalami hal yang sama. Hanya saja, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Prima mengaku disekap oleh tiga orang polisi. Dia diancam dan foto-fotonya dihapus. Salah satu polisi itu mengatakan “Mau diabisin?”
“Rombongan pertama pendemo di jln bagus rangin tiba2 rusuh. Massa kocar kacir.polisi tangkepin demonstran sambil dihajar. Saya sama Reza bisa masuk untuk ambil gambar kekerasan oleh polisi,” katanya.
Menurutny wartawan lain pun dicegat tidak boleh masuk area kerusuhan. Polisi menertibkan demo sambil nembak senjata ke udara berkali-kali ke udara.
“Saat ngambil gambar itulah saya ditangkep 3 orang polisi preman sambil ngancam dan minta gambar dihapus. Dari situ saya liat Reza mengalami kekerasan fisik Dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus,” kata Prima.