Bisnis.com, SINGAPURA - Pemerintah Singapura kian gencar mengundang investor untuk menanamkan modalnya terkait pengembangan kendaraan ramah lingkungan.
Setelah Dyson Ltd. berkomitmen untuk memindahkan kantor pusatnya dari Inggris ke Singapura, kini negara kecil itu berupaya untuk mengundang perusahaan teknologi lain melakukan langkah serupa.
"Kami sedang dalam negosiasi dengan beberapa pihak lain untuk membangun cluster [industri]," kata Direktur Pelaksana Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura Chng Kai Fong seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (22/4/2019).
Memboyong perusahaan manufaktur mobil listrik akan menciptakan skala baru bagi sektor ini di Singapura. Ini juga merupakan langkah awal negara tersebut untuk menyambut eksistensi mobil otonom.
Dyson, produsen pengering tangan dan penyedot debu pada Oktober mengumumkan pendirian pabrik baru di Singapura. Rencananya, pabrik itu akan selesai pada 2020 di mana produk pertama akan diluncurkan setahun setelahnya.
Perusahaan tersebut mengucurkan dana senilai 2 miliar pound atau setara dengan US$2,6 miliar untuk melakukan ekspansi bisnis ke industri otomotif ramah lingkungan.
Hingga saat ini, Singapura belum memiliki pabrik untuk kendaraan bermotor. Selain karena biaya hidup yang cukup mahal, Singapura juga menjadi salah satu negara dengan harga jual kendaraan yang sangat tinggi di dunia.