Bisnis.com, MANGUPURA – Menanggapi adanya risiko bencana karena hujan lebat disertai angin kencang yang terjadi di beberapa wilayah di Bali, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai melakukan berbagai langkah antisipasi.
Apalagi, beberapa waktu lalu terjadi kebocoran dan jatuhnya plafon atap di area koridor terminal. Hal itu dikarenakan oleh dampak langsung dari cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Bali, termasuk di Bandar Udara.
"Kami atas nama Manajemen menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bagi para pengguna jasa Bandar Udara atas hal ini,“ jelas General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi, Minggu (13/1/2019).
Meskipun demikian, lanjut Yanus, proses pemeliharaan bangunan tetap dijalankan oleh penyedia pekerjaan, serta tetap diawasi oleh pengawas independen sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut, agar proses pemeliharaan tetap optimal
Menurut laporan kondisi meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi BMKG Ngurah Rai, kondisi cuaca di sekitar Bandar Udara pada 12 Januari 2019 pada rentang pukul 15.00 – 16.00 WITA dalam keadaan yang cukup ekstrem.
Kondisi angin dari arah barat berkecepatan 7-22 knots (13-40 km/jam), dengan kecepatan angin kencang dalam waktu singkat berkisar antara 30 knots (56 km/jam). Dengan curah hujan sebesar 37mm/jam, kondisi ini dinyatakan sebagai curah hujan ekstrem dengan jarak pandang berada dalam rentang 400-7.000 meter.
Kondisi cuaca ekstrem berupa hujan lebar dan angin yang cukup kencang juga disertai oleh badai guntur, dengan tekanan udara sebesar 1.008 hPa.
"Dari evaluasi awal kami, bahwa bangunan itu tidak mampu menampung debit air hujan yang ada. Kami sedang berkoordinasi kepada seluruh tim teknis untuk melakukan perbaikan dan kami pastikan harus selesai secepatnya," ujar Yanus.