Bisnis.com, BANDUNG - Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi sebesar 0,36% pada Februari 2018 dengan harga Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 130,41.
Adapun laju inflasi tahun kalender year to date Januari-Februari 2018 sebesar 1,19%. Kemudian laju inflasi dari tahun ke tahun year-on-year Februari 2017-Desember 2018 tercatat sebesar 3,69%.
"Inflasi pada bulan Februari memang tidak setinggi pada bulan Januari. Ini yang harus kita jaga," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dody Herlando, Kamis (1/3).
Berdasarkan data BPS Jabar, dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya yang mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,44%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,56%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,20%.
Kemudian Kelompok Sandang sebesar 0,38%, Kelompok Kesehatan sebesar 0,71%, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,10%, dan Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan sebesar 0,36%.
"Andil terbesar inflasi Februari ini diberikan oleh kelompok bahan makanan. Hal ini dipicu karena kenaikan harga-harga komiditi seperti pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian, ikan segar, ikan yang diawetkan dan sub kelompok bumbu-bumbuan," kata Dody.
Sementara itu, hasil pemantauan harga barang dan jasa selama Februrai tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan atau penurunan harga dan memberikan andil inflasi atau deflasi cukup siginifikan.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi antara lain bawang merah dan putih, cabe merah, bensin, beras, bayam, pasir, jengkol, rokok kretek dan cabe rawit.
Sementara komoditas yang mengalami penurunan dan memberikan andil deflasi signifikan antara lain telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga/gas LPG, tomat sayur, wortel, jeruk, apel, besi beton dan daun bawang.
BPS mencatat, Kota Cirebon mengalami inflasi paling tinggi yakni sebesar 0,60%, kemudian diikuti Kota Bekasi sebesar 0,59%, Kota Bogor sebesar 0,35%, Kota Depok 0,29%, Kota Bandung 0,22%, Kota Tasikmalaya dan Sukabumi sebesar 0,21%.