Bisnis.com, BANDUNG - Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung pada Kamis malam (22/3) kemarin membuat kawasan Jalan Pagarsih, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, terendam banjir hingga sepaha orang dewasa.
Padahal, di kawasan tersebut sebenarnya sudah dibangun tol air yang menelan anggaran senilai Rp11 miliar. Proyek tol atau basement air itu diresmikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Selasa (13/2) beberapa waktu lalu. Pembangunan tol air disebut-sebut sebagai pemecah atau solusi atasi banjir di kawasan tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pengerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Arif Prasetya, banjir yang melanda kawasan Pagarsih sebenarnya akibat curah hujan yang cukup tinggi. Sehingga, kata dia, mengakibatkan aliran Sungai Citepus meluap. Arif juga mengklaim jika kinerja tol air sudah baik.
Arif mengaku pihaknya akan segera mengevaluasinya. Salah satu langkah yang akan ditempuh, kata Arif, adalah membangun kolam retensi di kawasan Sirnaraga. Kolam retensi dinilai akan menimalisir debit air. "Hulunya kan di Sirnaraga. Jadi bisa mengurangi debit air yang mengalir ke kawasan bawah," kata Arif, Jum'at (23/2).
Di samping itu, normalisasi sedimen perlu dilakukan agar Sungai Citepus terbebas dari berangkal yang kerap dibuang warga. Arif menyebut salah satu penyebab meluapnya Sungai Citepus karena hal tersebut.
Sementara itu, salah seorang warga di kawasan Pagarsih, Ajat, mengaku jika banjir kali ini adalah terparah sebelum adanya tol air. Meski kerap dilanda banjir, namun adanya tol air tak berpengaruh terhadap pengurangan debit air.
"Kata saya mah makin parah, kalau dulu tak seperti ini. Solusi (tol air) kayaknya gak berpengaruh," kata dia.
Menurutnya, air sempat setinggi dada orang dewasa pada Kamis malam kemarin. Banjir mulai menggenang dan memasuki gang-gang warga yang sebelumnya jarang dilanda banjir. "Dulu hanya jalan-jala besar, sekarang malah masuk gang-gang," ujarnya.
Perlu diketahui, tol air yang dibangun sejak tahun 2017 tersebut mempunyai lebar 5 meter dan panjang 22 meter. Tol air dirancang untuk menampung luapan air dari Sungai Citepus yang selama ini kerap merendam kawasan sekitar Jalan Pagarsih.