Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi

Bisnis.com,BANDUNG--Masyarakat Jawa Barat terutama komunitas lingkung seni bukan hanya mengenal Dedi Mulyadi sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Barat. Mereka juga mengenal baik Bupati Purwakarta dua periode tersebut sebagai dalang.

Dedi memenuhi undangan dalam kapasitasnya sebagai dalang. Undangan tersebut datang dari Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Karawang, Selasa (21/2/2018) malam.

Pertemuan bersama salah satu kader terbaik Nadlatul Ulama tersebut dimanfaatkan oleh para anggota PEPADI untuk curah gagasan. Mereka tampak antusias karena mengetahui pasangan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar, Deddy Mizwar adalah penggemar wayang golek sejak kecil.

Ketua PEPADI Kabupaten Karawang, Dasa Wibiksana membuka pembicaraan. Dia merasa khawatir atas kelangsungan wayang golek di masa depan karena mulai ditinggalkan oleh generasi muda.

"Kita tahu kang, wayang golek sebagai seni tradisional Sunda ini mulai ditinggalkan generasi muda. Saya tahu akang punya gagasan tentang kelangsungan wayang golek ini ke depan," katanya, di Karawang.

Dedi kemudian menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dibenahi terkait manajemen pertunjukan wayang golek. Pertama, pria yang lekat dengan iket Sunda jenis makutawangsa itu menyoroti manajemen waktu.

Menurut dia, durasi waktu pagelaran wayang golek terlalu panjang. Sehingga, perlu dipersingkat dengan cara melakukan pemadatan terhadap alur cerita dan kawih Sunda yang biasa dibawakan.

"Biasanya mulai Pukul 22.00 WIB dan selesai Pukul 03.00 WIB. Nah, bagaimana kalau ini diubah, mulai Pukul 20.00 WIB, maksimal sampai Pukul 23.00 WIB," katanya memberi saran.

Gamelan pengiring pertunjukan wayang golek pun menurut Dedi, membutuhkan perhatian khusus. Hal ini karena, gamelan memainkan peran psikologi karena memberi jiwa terhadap sebuah pertunjukan wayang golek.

Kondisi hari ini, para nayaga (pemain gamelan) seringkali abai terhadap kebersihan dan tata letak gamelan yang mereka mainkan sendiri.

"Ini mah otokritik dan masukan ya. Lihat bagaimana gamelan wayang kulit dari Jawa itu diperhatikan betul, bahan pembuatannya, saat membuatnya, sampai kebersihan dan tata letaknya. Saya lihat para nayaga gamelan Sunda kurang memperhatikan itu. jiwa kebudayaan dalam gamelan itu agar hidup" ujarnya.

Lebih jauh, Dedi menekankan kemasan pertunjukan wayang golek harus mengikuti tren perkembangan masa kini. Diantaranya, stakeholder wayang golek harus memanfaatkan sosial media sebagai media promosi sekaligus publikasi.

"Coba live pakai sosial media. Itu yang nonton banyak. Saya sering coba pakai facebook, sebarannya bisa jutaan. Saya melihat, sebenarnya ada kerinduan dari masyarakat kita terhadap seni tradisi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler