Bisnis.com,BANDUNG—Petani kakao di Jawa Barat sudah sejak 5 tahun terakhir mengalihfungsikan lahan untuk menanam karet dan tanaman lain yang lebih menguntungkan.
Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan (GPP) Jabar Slamet Bangsadikusumah mengatakan minat petani untuk menanam kakao beberapa tahun terakhir terus menuai kegagalan dan kerugian.
“Produksinya selalu kurang di atas 1 ton per hektar per tahun, jadi dalam satu tahun paling tinggi itu 800 kilo,” katanya pada bisnis, Senin (19/2/2018).
Menurutnya produksi sebesar itu secara ekonomis tidak menguntungkan petani. Dalam hitungan untuk mencapai break even point (BEP) saja produksi yang harus dihasilkan lahan kakao kering per hektar per tahunnya harus mencapai 1,2 ton.
“Ini yang membuat petani beralih fungsi ke karet, penurunan ini sudah sejak 2010,” ujarnya.
Slamet menunjuk selain petani, PTPN VIII yang awalnya rajin memproduksi kakao kini tak ada lagi sentra kakao di Jabar yang bisa diandalkan.
Dia mengambil contoh kawasan Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat yang dulu memiliki perkebunan kakao hingga 800 hektar kini sudah menjadi perkebunan karet. “PTPN VIII juga sudah berubah jadi teh, karet dan sawit,” tuturnya.