Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah Daulat Pangan 2025: Daya Serap Tinggi, Cadangan Beras Cirebon Pecah Rekor Sepanjang Masa

Cadangan beras di Cirebon mencapai 170.000 ton pada awal Juni 2025, menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Pedagang menata beras di salah satu agen beras. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata beras di salah satu agen beras. / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, CIREBON — Cadangan beras yang dikelola oleh Perum Bulog Cabang Cirebon telah menembus angka 170.000 ton hingga awal Juni 2025. Jumlah tersebut melampaui kapasitas penyimpanan gudang induk Bulog yang hanya mampu menampung 125.000 ton. 

Kepala Bulog Cabang Cirebon Ramaijon Purba mengatakan bahwa stok beras tersebut merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pengelolaan lembaga ini di wilayah Cirebon. 

“Kami mengelola stok beras sebesar 170.000 ton, jauh melampaui kapasitas gudang induk. Sisanya kami simpan di gudang sewa dan filial yang tersebar di sejumlah lokasi, hasil kerja sama dengan mitra kami,” ujarnya, dikutip pada Minggu (8/6/2025).

Bulog Cirebon sendiri kini mengoperasikan empat unit gudang sewa tambahan selain gudang induk dan gudang filial. Keberhasilan penyimpanan beras dalam jumlah besar ini tidak terlepas dari strategi penyerapan gabah dan beras yang agresif selama masa panen. 

Selain itu, Bulog juga mendapat dukungan aktif dari berbagai pihak, mulai dari jajaran TNI, Dinas Pertanian, hingga mitra kerja swasta.

Sejauh ini, penyerapan gabah dan beras yang dilakukan Bulog Cirebon hingga Mei 2025 sudah mencapai 110.000 ton setara beras. Angka ini terdiri dari 85.000 ton gabah kering panen dan 64.500 ton beras siap simpan.

“Ini merupakan rekor baru dalam sejarah Bulog Cirebon,” jelas Ramaijon.

Peran Babinsa dari Kodim di wilayah Majalengka, Kuningan, serta Cirebon (kabupaten dan kota) sangat signifikan dalam mendorong petani agar hasil panennya dijual ke Bulog.

Selain itu, penyuluh pertanian dari dinas setempat juga turut aktif memberikan edukasi dan bantuan lapangan agar penyerapan bisa berjalan maksimal. Tidak kalah penting, 60 mitra kerja swasta yang tersebar di lapangan ikut berkontribusi dalam pengumpulan gabah dan beras dari petani.

Ramaijon menegaskan, komitmen Bulog untuk menjaga daya beli petani tetap menjadi prioritas. Harga pembelian yang transparan dan terstandar menjadi kunci keberhasilan penyerapan. 

Untuk gabah kering panen, Bulog menetapkan harga pembelian Rp6.500 per kilogram, sementara beras dibeli dengan harga Rp12.000 per kilogram. 

“Harga ini kami umumkan secara terbuka agar petani tahu Bulog hadir dengan harga yang adil dan layak. Ini juga penting untuk menjaga stabilitas pasar beras,” ujar Ramaijon.

Meski stok sudah sangat besar, Bulog Cirebon menyatakan penyerapan gabah dan beras akan terus berlangsung selama masa panen masih aktif. 

"Kami pastikan tidak ada hambatan penyimpanan karena saat ini kami memiliki banyak alternatif gudang. Fokus utama kami adalah menjaga ketersediaan pangan nasional tetap aman dan stabil,” tandas Ramaijon.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper