Bisnis.com, BANDUNG - Lembaga survei Veritas merilis hasil kinerja Pemerintah Kota Bandung di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil sejak 2013-2018. Hasilnya, Ridwan Kamil dinilai gagal dalam mengatasi permasalahan utama yang ada di Kota Bandung.
Pemerintahan Ridwan Kamil dinilai gagal karena terjadi ketidaksinkronan antara yang diharapkan oleh mayoritas warga Bandung dengan apa yang dikerjakan Pemkot Bandung.
"Jadi keinginan publik tidak didengarkan, yang dilakukan bukan prioritas yang diinginkan," kata Direktur Lembaga Survei Veritas Syahid Irfan Mubarok di Bandung, Kamis (8/2) kemarin.
Dari hasil survei, setidaknya ada tiga permasalahan utama yang justru belum tertangani antara lain masalah ekonomi, kemacetan dan banjir.
Untuk masalah ekonomi, data survei menyebut daya beli yang tidak mengalami kemajuan siginifikan menjadi sorotan disamping sulitnya mendapatkan pekerjaan.
"Dibanding 5 tahun lalu periode Pak Dada Rosada, mayoritas pendapatan menurun 43,13%. Jadi bisa disimpulkan mayoritas warga Bandung tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. Kemudian dibanding 5 tahun lalu apa tabungan meningkat tetap atau turun. Mayoritas tetap dan tidak menabung," katanya.
Sementara untuk masalah kemacetan, sebanyak 89% warga Bandung menilai kemacetan di Bandung semakin parah. Selain itu, 62% masyarakat berpendapat bahwa masalah banjir belum teratasi selama lima tahun ini.
"Sebanyak 89% bilang kemacetan tidak teratasi. Ini bukan pendapat kami tapi masyarakat yang merasakan di jalanan. Begitu juga masalah banjir. Sebanyak 62% masyarakat berpendapat bahwa masalah banjir belum teratasi," katanya.
Meski demikian, survei menyatakan jika pemerintahan Ridwan Kamil hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur seperti pembangunan taman serta mengubah tata kota.
Ridwan Kamil menyanggah
Ketika disinggung terkait hal tersebut, Ridwan Kamil menyanggah bahwa dirinya dinilai gagal oleh sebuah lembaga survei Viretas. Bahkan, dia membeberkan sejumlah bukti terkait kinerja di masa kepemimpinannya.
"Saya punya bukti statistik. Ratusan penghargaan. Saya baru dengar juga lembaga surveinya, saya butuh verifikasi," kata dia Pendopo, Jum'at (9/2).
Pria yang kerap disapa Emil itu juga tak sungkan menyebut jika hasil survei yang dirilis rentan dengan kepentingan tertentu mengingat dirinya akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
"Semua orang di pilkada ini mah akan banyak terjadi isu ini itu. Tidak anti kritik juga, tapi saya sudah baca bahasanya boombastis, timing-timing Pilkada," ucapnya.
Meski demikian, Emil tetap menerima hasil survei tersebut walaupun hasilnya kurang memuskan. "Saya terima (hasil survei) apa adanya saja. Biar berbeda dengan mereka, itu yang saya yakini juga," ujarnya.