Bisnis.com, BANDUNG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai tukar petani (NTP) Jawa Barat pada Januari 2018 mencapai 109,25 atau naik sebesar 0,79% dibanding Desember 2017 lalu yang tercatat 108,02 atau 0,34%.
Kenaikan NTP tersebut disebabkan indeks harga yang diterima petani naik 1,87%. Sementara indeks harga yang dibayar petani hanya mengalami kenaikan sebesar 1,07%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jabar Dudung Supriyadi mengatakan, dari lima subsektor pertanian hanya subsektor Tanaman Pangan yang mengalami kenaikan NTP yaitu sebesar 2,74%. Sedangkan subsektor lainnya mengalami penurunan.
"Tertinggi terjadi pada NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 2,04%, diikuti Subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,43%, Subsektor Hortikultura turun 0,25% dan NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 0,11%," katanya, Kamis (1/2).
Kenaikan NTP pada Januari, menurut data BPS, tidak lepas dari kenaikan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) maupun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani.
"Selama Januari, di tingkat petani rata-rata harga GKP di Jawa Barat Rp6.147 per kilogram. Kemudian rata-rata harga GKG Rp6.358 per kilogram. Keduanya naik dari bulan sebelumnya," kata dia.
Berdasarkan catatan BPS, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama Januari naik 16,03% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumya. Sementara, rata-rata harga GKG di tingkat petani naik 14,66% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Menurut data BPS, untuk rata-rata harga beras di tingkat penggilingan mencapai Rp11.591 per kilogram atau naik 11,68% dibanding bulan Desember 2017 yang tercatat Rp10.379.
Berdasarkan patahan (broken) beras, untuk harga beras premium mencapai Rp11.845 per kilogram atau naik 11,18%, beras medium mencapai Rp11.352 per kilogram atau naik 12,71%, dan beras kualitas rendah mencapai Rp11.340 per kilogram atau naik 19,68%.