Bisnis.com, BANDUNG – Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F. Moeloek melakukan kunjungan ke PT Bio Farma (Persero), pada Sabtu (13/1/2018). Kunjungan tersebut dalam rangka membahas masalah Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri yang menyebar di 170 kabupaten dan kota di Indonesia.
Nila mengatakan difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang dapat menular melalui percikan ludah. Penyakit ini ditandai dengan demam dan adanya membran di tenggorokan.
“Jika tenggorokan sudah tertutup membran, maka penderita akan kesulitan bernapas dan dapat merusak saraf jantung,” ujar Nila.
Nila menambahkan penyakit endemik ini dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi dapat dilakukan mulai dari anak berusia 2 bulan hingga anak kelas 5 SD. Pemberian imunisasi ini merupakan salah satu program pemerintah yang dilakukan secara gratis.
“Tapi masih banyak orang-orang yang menolak gerakan imunisasi ini,” katanya.
Penolakan tersebut salah satunya adalah dengan mempertanyakan ‘kehalalan’ dari vaksin yang akan diberikan. Padahal, vaksin yang diberikan merupakan vaksin yang sudah teruji kehalalannya oleh MUI.
“Kami akan terus melakukan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi,” paparnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Utama Bio Farma Juliman mengatakan vaksin produksi Bio Farma telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Vaksin kami telah diekspor ke 136 negara dan 50 diantaranya adalah negara-negara Islam,” ujar Juliman.
Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan membeli langsung produk vaksin dari Bio Farma dan memberikannya secara gratis kepada masyarakat melalui program imunisasi rutin.