Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ridwan Kamil Ditanya Wakil oleh Kiai, Apa Jawabannya?

Bisnis.com, BANDUNG -- Sejumlah kiai di Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat mempertanyakan sosok calon wakil gubernur yang akan dipilih Ridwan Kamil dalam pemilihan gubernur Jabar 2018. Sebab, hingga saat ini pria yang kerap disapa Emil itu masih belum menentukan pilihan cawagubnya.

“Kang Emil harus mampu menunjukkan pilihannya sesuai hati nurani, jangan tersandera oleh parpol dalam memilih cawagub,” kata Ustaz Adhlan dari PWNU pada acara temu relawan RK yang terdiri dari alim ulama, organisasi kepemudaan, kelompok tani, seniman, hingga akademisi, dalam acara “Tokoh Ngajabar, RK Mendengar" pada siaran persnya, Senin (11/12).

Senada dengan Adlhan, Maksudi Marfu dari suriah PCNU Indramayu meminta agar Emil memperhatikan tokoh yang berlatar belakang pesantren, agamis, berwawasan luas, dan memiliki rekam jejak yang bagus. “Sehingga bisa menaikkan elektabilitas Kang Emil di wilayah Pantura,” kata dia.

Begitu juga dari pimpinan Ponpes Al Istiqomah Cianjur, KH. Afifuddin menyebut jika Jabar memiliki pemimpin yang memiliki perpaduan antara teknokrat dan pesantren diharapkan pemimpin tersebut dapat lebih memperhatikan dan meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan pesantren.

“Kalangan pesantren dulu sama-sama berjuang untuk memerdekakan Indonesia, tapi setelah merdeka, kenapa pesantren ditinggalkan?” tanyanya.

Menanggapi hal itu, Emil menyatakan jika nama cawagub akan diumumkan minggu depan. Saat ini, kata dia, sedang dalam tahap bertanya terkait calon pendampingnya kepada para tokoh Jabar.

Menurut dia, untuk memilih cawagub setidaknya ada 12 aspek atau dimensi yang harus diperhatikan. Antara lain, dimensi wilayah, ketokohan, segmentasi, leadership, dan elektabilitasnya.

“Intinya mah harus ada ada chemistry, antara saya dan wakilnya agar dalam membangun Jabar kita bisa saling bersinergi,” katanya.

Emil mengatakan, dia memiliki komitmen yang tinggi terhadap pesantren karena dia lahir dari cucu pendiri pesantren Pagelaran. Ada 8 pesantren yang tersebar di Jawa Barat yang didirikan oleh kakeknya dan sekarang diurus oleh uwa, paman dan bibinya.

Pesantren tersebut, kata Emil, dibiayai oleh keluarga, tidak ada sokongan dari pemerintah. “Karena itulah, begitu saya terpilih sebagai gubernur Jawa Barat, maka pertama yang akan saya perjuangkan adalah membuat Perda pesantren,” ucapnya.

Menurut dia, alasan tersebut didasari karena selama ini santri tidak terurus. Berbeda dengan sekolah negeri yang ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Dengan adanya Perda Pesantren, maka anggaran untuk pesantren bisa dialokasikan.

"Selain itu, kita buat konsepnya, yakni satu pesantren satu produk, dan kyai fokus mengurus kurikulum pesantren karena ekonominya ada yang ngurus. Nanti tim ekonomi saya datang ke pesantren, melihat potensi apa yang bisa dijadikan peluang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan pesantren, agar para kyai fokus para kurikulum,” kata dia.

Emil mencontohkan Pesantren Nurul Iman, Bogor, yang memiliki pabrik roti dan sabun. Pendapatan dari dua pabrik tersebut dapat memenuhi kebutuhan biaya makan 15 ribu santri dan membebaskan biaya makan semua santrinya.

“Siapa yang kerjanya? Yang kerja santri saat mereka tidak ngaji. Ini kan menumbuhkan kesejahteraan di kalangan santri. Kalau produknya bagus ke depan produk pesantren ini bisa dijual keluar,” kata dia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper