Bisnis.com, BANDUNG- Balai Besar Bahan dan Barang Teknologi (B4T) yang merupakan unit teknis dari Kementerian Perindustrian ikut terlibat mempersiapkan era industri kendaraan bermotor berenergi listrik maupun rendah emisi.
Dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah gencar melakukan pembahasan terkait masa depan industri otomotif. Pasca melepas program low cost green car atau LCGC, kini pemerintah dan pelaku industri otomotif tengah mengambil ancang-ancang menyongsong era baru, teknologi listrik dan rendah emisi.
Salah satu program teranyar yang telah diungkapkan adalah kebijakan low carbon emission vehicle (LCEV). Lewat program itu, pengenaan tarif pajak tak lagi berdasarkan ukuran kapasitas mesin, melainkan tingkat polusi yang dihasilkan kendaraan.
Program lainnya yang cepat bergulir yaitu kampanye sepeda motor berbasis listrik. Pengenalan produk baik lokal maupun buatan pabrikan asing sudah cukup banyak.
Di sisi lain, pemerintah pun wajib menyusun standar acuan maupun infrastruktur teknologi yang akan melanggengkan produk otomotif termutakhir tersebut. Untuk urusan itu, B4T ditugasi menyusun standar acuan kendaraan bertenaga listrik maupun acuan emisi gas buang.
Kepala B4T Budi Susanto mengungkapkan saat ini balai tengah menyiapkan tenaga ahli dan mengumpulkan referensi serta melakukan kajian terkait tenologi listrik. Selain itu, katanya, berdasarkan peta jalan dari Kemenperin, terdapat target pada 2019 untuk sepeda motor listrik yang siap diproduksi lokal.
Selain itu, pada 2025, mobil listrik pun ikut diproduksi di dalam negeri. Terlebih, singgung Budi, pada 2040 maka seluruh kendaraan tak lagi menggunakan energi fosil.
“Kami ditugasi untuk standar safety kendaraan tersebut,” kata Budi.
Sejauh ini, B4T juga tengah menjajaki kemitraan dengan pelaku industri yang dikenal mempunyai kemahiran dalam teknologi otomotif berbasis listrik. “Di dalam negeri kami akan menggandeng mitra yang siap, dari luar negeri kami telah membahas kerjasama dengan produsen yang berasal dari Austria, dan dari Taiwan,” kata Budi.