Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penjelasan Sains Mengapa Suara Hujan Membuat Kita Mengantuk

Sebagian dari kita pasti sangat menikmati suara hujan. Biasanya suara tersebut identik dengan berleha-leha di atas kasur dan membuat kita mengantuk. Tak hanya suara hujan, suara air seperti deburan ombak ternyata memang bisa membuat kita mengantuk menurut sains.
Ilustrasi / Reuters
Ilustrasi / Reuters

Bisnis.com, BANDUNG – Sebagian dari kita pasti sangat menikmati suara hujan. Biasanya suara tersebut identik dengan berleha-leha di atas kasur dan membuat kita mengantuk. Tak hanya suara hujan, suara air seperti deburan ombak ternyata memang bisa membuat kita mengantuk menurut sains.

Ada dua jenis suara yang bisa menjadi ancaman tidur kita atau malah sebaliknya. Suara tertentu, seperti jeritan atau alarm yang keras, bisa mengganggu tidur kita.

Begitu juga dengan suara lain, seperti pepohonan yang tertiup angin dan ombak yang menjilat pantai, dapat membuat kita makin terlelap dalam tidur.

Penyebab kita merasa mengantuk begitu mendengar suara-suara tersebut terletak pada bagaimana otak kita menafsirkan suara yang kita dengar.

"Suara-suara yang lamban dan teratur adalah jenis suara yang tidak mengancam. Itulah sebabnya suara jenis ini bisa menenangkan orang," kata profesor kesehatan biobehavioral dari Universitas Pennsylvania, Orfeu Buxton, seperti dilansir oleh Live Science.

Sedangkan suara dengan volume yang keras, pada umumnya cenderung mengganggu tidur kita.

Tapi, terlepas dari volume yang keras, karakter suara tertentu bisa memicu diaktifkannya sistem kewaspadaan terhadap ancaman di dalam otak dan membuat kami tersentak saat tidur. Seperti suara jeritan, alarm, gonggongan anjing, atau suara dering telepon di tengah malam bisa membuat kita terjaga dan sulit tidur.

"Jenis kebisingan suara menentukan apakah Anda akan terbangun atau tidak, karena tergantung tingkatannya, suara akan diproses berbeda oleh otak," ujar Buxton menambahkan.

Buxton melalukan sebuah penelitian pada 2012 yang dilakukan di lingkungan rumah sakit. Buxton menemukan bahwa alarm rumah sakit yang dinyalakan dengan volume rendah, sekitar 40 disabel (pada dasarnya adalah sebuah bisikan), membuat 90% peserta terbangun. Bahkan, membuat waktu tidur mereka terpangkas setengahnya.

Sementara itu, suara helikopter dan lalu lintas, saat mencapai tingkat teriakan (70 disabel), masih tidak membangunkan peserta sesering alarm atau dering telepon. Bahkan, percakapan orang yang relatif sepi lebih membuat peserta terbangun.

Secara biologis, manusia terprogram untuk menanggapi suara yang keluar entah dari mana, karena suara-suara tersebut bisa menjadi berita yang sangat buruk sewaktu-waktu.

"Kita memang mamalia, tapi cenderung primata. Primata otomatis akan memperingatkan kelompoknya jika ada ancaman. Atau dalam kasus manusia primitif yang hidup berkelompok di alam liar, akan berteriak jika ada anggotanya yang diterkam," kata Buxon.

Alasan tersebut juga bisa digunakan untuk menjelaskan hal sebaliknya, seperti suara rintik hujan yang membuat kita semakin mengantuk. Suara yang tidak mengancam ini, apa lagi bila bervolume keras, bisa menenggelamkan suara-suara bising yang mengancam.

"Dengan suara yang menyelimuti ini, bisa membantu menghalangi suara lain yang tidak bisa Anda kendalikan. Seperti suara seseorang membilas toilet di bagian lain rumah atau suara lalu lintas di luar," Buxton menambahkan.

Hal ini membuat dapat dimengerti bahwa alat bantu tidur bertema suara air, terbukti sangat populer selama beberapa dekade. Alat bantu itu dapat ditemukan dalam bentuk kaset, CD, MP3, hingga aplikasi di ponsel.

"Saya pikir aplikasi bagus karena bisa mengeluarkan suara-suara itu (suara yang menenangkan) dan dapat membuat kita mudah tidur," kata Buxton.

Buxton juga mencatat bahwa beberapa orang bisa bereaksi terhadap suara air, seperti membuat ingin bolak-balik ke kamar mandi. Tapi, jika tidak, Buxton berkata bahwa suara air mampu membantu kita tidur.

"Saya penggemar berat suara hujan dan petir. Itu bisa membuat saya tidur sangat nyenyak," kata Buxton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ihya Ulum Aldin
Editor : Ajijah
Sumber : Live Science
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper