Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung akan memindahkan kabel udara dalam rangka program Bandung Tanpa Kabel demi menjaga tata kota yang lebih rapih dan nyaman.
Kadis Pekerjaan Umum Kota Bandung Iskandar Zulkarnain mengatakan, penempatan jaringan optik yang terlihat semwarut merupakan salah satu persoalan yang menimbulkan kesan kumuh. Sehingga perlu untuk dikendalikan agar selaras dengan kaidah dan tata ruang estetika kota.
Kabel yang tergantung di udara itu rencananya akan dipindahkan ke media bawah tanah di badan jalan atau trotoar. Jalan Naripan akan menjadi pilot project dari program tersebut.
"Maka dari itu, penyelenggraan ducting bersama bisa menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kabel. upaya tersebut merupakan salah satu program Pemkot Bandung dalam mewujudkan Bandung bebas kabel," katanya usai seremonial program tersebut di Aula YPK Disbudpar, Bandung, Senin (18/9).
Dinas PU Kota Bandung, kata dia, menyediakan infrastruktur pendukung seperti itu agar terintegrasi dengan pembangunan trotoar dan aliran drainase, yang selanjutnya dapat mendukung Diskominfo terutama untuk mempermudah jaringan komunikasi dalam menata dan mendirikan jaringan.
Menurut dia, dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk memindahkan kabel-kabel tergantung yang ada di Kota Bandung. Dia mencontohkan Jalan Naripan yang telah mengeluarkan dana setidaknya Rp1,6 miliar.
Namun, pemindahan kabel akan difokuskan terlebih dahulu di titik pusat seperti Jalan Braga, Jalan Riau dan Jalan Dago. Dia juga menyebut pembangunan fasilitas ducting di beberapa ruas jalan Kota Bandung sudah dimulai sejak 2014.
"Khusus Jalan Naripan kami membangun fasilitas ducting di tahun 2016 yang berupa pipa paralon diameter 6 inci, sebanyak 8 buah selongsong yang panjangnya 1700 meter. Simpang Braga sampai dengan simpang Jalan Sunda dilengkapi dengan fasilitas mainhole dan tiang distribusi di beberapa titik," katanya.
Dia berharap, pembangunan ducting membuat Kota Bandung menjadi bersih dari kabel udara, indah dan teratur. Selain itu juga untuk mengurangi biaya pemeliharaan dan mewujudkan smart city. "Tidak perlu lagi gali lobang dan tutup lobang terutama di ruas jalan yang di mana sudah tertata rapi," ucapnya.
Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Ismail menyampaikan, kominfo menyambut baik kegiatan pemindahan kabel yang merupakan bagian dari rencana Pita Lebar Indonesia (broadband) yang mengembangkan infrastruktur di Indonesia dari tahun 2014-2019.
"Jadi infrastruktur itu bisa dibagi, ada mobile broadband dan fix broadband. Nah, optic ini kabel yang mendukung dua-duanya, jadi koneksi untuk mobile di support oleh fiber optic. Selain itu, Fiber Optic juga mensupport broadband sampai ke rumah-rumah yang disebut Fiber To The Home, maka pelayanan terhadap jaringan bisa terasa sampai ke rumah," katanya.
Kendati demikian, Ismail tak menampik jika pemindahan kabel ke bawah tanah memiliki hambatan karena kabel udara masih dibutuhkan disebagian tempat seperti Jalan berupa gang.
"Kabel bawah tanah juga lebih sulit diperbaiki bila ada kerusakan. Namun terlepas dari itu seua, kota akan menjadi indah dan tentunya masa pakai kabel akan lebih lama," jelasnya.