Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh, Ini Kata Jokowi soal Raisa Diambil Asing

Presiden RI Joko Widodo mengatakan, keterbukaan arus informasi di zaman kini membuat setiap orang bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun.
Orasi Ilmiah Presiden Jokowi di Unpad/Setkab
Orasi Ilmiah Presiden Jokowi di Unpad/Setkab

Bisnis.com, BANDUNG -- Presiden RI Joko Widodo mengatakan, keterbukaan arus informasi di zaman kini membuat setiap orang bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun.

Tidak hanya di media konvensional, orang bisa mengakses informasi melalui media sosial. Keterbukaan itu pun bisa menimbulkan hal yang positif maupun negatif.

Presiden yang kerap disapa Jokowi itu pun berbagi cerita terkait keterbukaan informasi yang beredar. Dia pernah dikomplain terkait pernikahan Raisa yang ramai di media sosial jika penyanyi tersebut diambil orang asing.

"1 atau 2 hari lalu saya dikomplain mengenai Raisa. 'Pak Presiden ini satu lagi aset Indonesia (jatuh) ke tangan asing karena ternyata suaminya orang Australia'," kata Jokowi saat orasi ilmiah Dies Natalies Unpad ke-60 di Grha Hardjadinata, Senin (11/9).

"Ini belum saya jawab sudah muncul lagi
'Pak, ini satu lagi aset Indonesia lari ke tangan asing. Itu Pak Laudya Chintya Bella, dinikahi orang Malaysia'," kata jokowi.

Jokowi menyampaikan, keterbukaan informasi seperti ini yang tak bisa dipungkiri bahwa sedang terjadi di Indonesia. "Hal-hal seperti ini yang dulu tidak bisa disampaikan langsung, sekarang disampaikan langsung ke presiden. Bukan hanya urusan seperti freeport atau newmont saja," katanya.

Dia pun tidak memungkiri bahwa setiap orang, siap atau tidak siap harus menerima keterbukaan informasi seperti itu. "Inilah keterbukaan yang kita hadapi dan semua harus siap menerimanya," ucapnya.

Namun, bila keterbukaan arus informasi sudah kebablasan dengan munculnya hal negatif. Dia meminta perguruan tinggi turut serta menjadi agen perubahan guna mengantisipasi hal tersebut.

"Keterbukaan ini yang harus diantisipasi universitas. Ini hampir dirasakan di semua negara. Dalam setiap pertemuan dengan pemimpin negara lain, saya selalu ditanya 'Presiden Jokowi, bagaimana medsos di Indonesia? Saya jawab "medsos di Indonesia kejam banget," katanya.

Jokowi menyatakan, berbeda dengan media mainstream, hampir semua negara tidak bisa mengendalikan isu yang sedang berkembang di media sosial. "Kalau media mainstream mungkin masih bisa dikendalikan, tapi kalau medsos susah," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler