Bisnis.com, BANDUNG -- Ketua Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Aun Gunawan mengatakan, keberadaan sapi perah di Pangalengan, Kabupaten Bandung mengalami penyusutan.
Saat ini keberadaan populasi sapi perah di KPBS mencapai 13.000 dari yang sebelum nya mencapai 22.000. Jumlah itu kian merosot lantaran tidak adanya peran pemerintah guna melindungi keberadaan sapi perah di Pangalengan.
Aun mengatakan, banyak para bandar mencari sapi betina di pangalengan lantaran memiliki kualitas bibit yang super unggul ketimbang di daerah lain. Dia pun tidak bisa menahan peternak agar tak menjual sapinya ke para bandar.
"Pangalengan ini sumber bibit yang bagus. Banyak diambil oleh orang Lembang, Garut, Boyolali dan lain-lain. Sapi daranya banyak yang dibeli oleh para bandar luar Pangalengan. Saya tidak bisa melarang karena itu kegiatan bisnis," kata Aun, di Pangalengan, Kamis (8/9).
Melihat situasi tersebut, Aun meminta pemerintah turun tangan guna mencegah merosotnya populasi sapi di Pangalengan. Aun merekomendasikan pemerintah agar membuat regulasi yang sesuai dengan ketentuan.
"Saya minta tolong buatkan regulasi untuk melindungi sapi Pangalengan agar tidak sampai kemana-mana. Bahkan saya sudah curhat ke Kadis DKPP Jabar Ibu Ike (Dewi sartika) terkait hail ini. Dia katanya akan lapor ke gubernur dan komisi bibit kementerian pertanian untuk solusi ini," ujarnya.
Aun menambahkan, dirinya bukan tidak ingin sapi perah asal Pangalengan dicomot oleh daerah lain. Dia hanya khawatir bila sapi tersebut tidak tertangani dengan baik.
"Contohnya, Pemda Padang ada program mengembangkan sapi perah. Mereka butuh 100 ekor dan mencarinya itu di sini. Nah, karena tidak ahli, sapi perahnya itu bahkan pada mati dalam waktu 6 bulan. Kan sia-sia jadinya. Lebih baik di Pangelangan saja," ujar Aun.
Merosotnya populasi sapi perah KPBS turut serta berkurangnya hasil produksi susu. Aun Gunawan menyebut produksi susu sapi saat ini hanya mencapai 80 ton per hari.
"Tahun 2013 hingga 2015 itu produksi susu sapi hanya mencapai 60 ton per hari. Nah, setelah bangkit sekarang bisa 80 ton per hari. Di tahun 2017 ini stuck di angka itu belum bisa naik," katanya.
Aun menyebut, dari hasil produksi KPBS Pangalengan sebanyak 80% diserap oleh Industri Pengolah Susu (IPS). Sedangkan sisanya diolah menjadi berbagai produk olahan seperti yoghurt, keju, dan whip cream.
Susu peternak dibeli oleh KPBS Pangalengan seharga Rp 5.200 per kilogram (kg) untuk kualitas baik. Bagi kualitas yang di bawah bisa dibeli dengan harga Rp 4.500 per kg.