Bisnis.com, PANGALENGAN -- Minat generasi muda untuk beternak sapi perah di Indonesia memang menjadi dilema. Alasan kuat tersebut berdasarkan kurangnya kesadaran generasi muda bahwa beternak sapi perah merupakan ladang usaha yang menjanjikan.
Regenerasi peternak sapi perah perlu digenjot guna meningkatkan produksi susu lokal juga mengurangi impor. Apalagi, produksi susu lokal baru memenuhi persyaratan 18% kebutuhan, sedangkan sisanya yaitu 82% merupakan hasil impor.
Produsen susu Frision Flag Indonesia (FFI) menyadari hal itu. Perusahaan yang telah berdiri sejak 1922 tersebut mendorong agar peternak sapi perah lokal terus tumbuh melalui program Young Farmer Academy. Program ini kembali digulirkan di Pangalengan, Kabupaten Bandung pada 6-8 September 2017.
Dalam program ini, FFI membina 30 calon peternak sapi perah untuk diberdayakan menjadi peternak sapi profesional dengan diberikan pelatihan teknik dan nonteknik oleh enam pemuda peternak sapi perah sukses asal Belanda. Keenam peternak tersebut tergabung dalam Asosiasi Peternak Muda Belanda (NAJK).
DDP Manajer & FDOV Project FFI Akhmad Sawaldi mengatakan, beternak sapi perah mulai dihiraukan generasi muda lantaran hal tersebut dinilai kurang meyakinkan dalam penghasilan. Nyatanya, beternak sapi perah bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih besar.
"Padahal, kalau beternak sapi perah dan dikelola dengan benar maka bisa menguntungkan. Jika 1 sapi saja menghasilkan Rp1 juta per bulan, bayangkan bila mengelola 6 ekor sapi bisa mencapai Rp6 juta. Lebih besar daripada mereka bekerja di luar," katanya di Pangalengan, Kamis (7/9).
Dia menuturkan, tumbuhnya peternak sapi perah muda juga turut serta membantu pemerintah dalam menaikan produksi susu lokal. Meskipun produksi susu lokal belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan, namun dari segi kualitas susu nasional terbilang sudah lebih baik.
Akhmad menambahkan, upaya FFI melalui program Young Farmer Academy ini merupakan komitmen FFI agar regenerasi peternak sapi perah terus berjalan dan tidak diam di tempat. Sebab, menurutnya, rerata usia peternak sapi perah di daerah berusia sekitar 45 tahun.
"Maka para peternak Belanda hadir di sini untuk memberikan pelatihan. Mereka akan belajar mengenai tata cara dan tata kelola dalam membangun bisnis peternakan sapi milik sendiri," ujarnya.
Salah seorang peternak muda asal Belanda bernama Cornelis mengatakan, ada cara yang sebenarnya bisa dilakukan guna menjadi peternak muda sapi perah yang sukses. Salah satunya menerapkan organisasi.
"Pembentukan organisasi ini bisa menjadi landasan bagi mereka untuk terus mengembangkan potensi mereka sebagai peternak. Dan juga mengembangkan bisnis peternakan sapi perahnya," katanya.
PERAN PEMERINTAH
Ketua Umum Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS), Aun Gunawan berpendapat, kurangnya regenerasi peternak sapi perah di daerah dilatarbelakangi sejumlah faktor. Salah satunya peran dari pemerintah.
"Kelihatannya peran pemerintah harus ada. Baik bantuan lahan, sumber bibit, dan yang terpenting sosialisasi. Di Pangalengan, 250 lulusan SMK tiap tahunnya yang jurusannya peternakan, bisa dihitung dengan jari yang menjadi peternak," kata Aun.
Aun menyebut, mereka lebih senang bekerja di luar bidang peternakan padahal lulusannya sendiri di bidang peternakan. Hal ini menjadi dilema lantaran generasi muda peternak sapi perah merupakan ujung tombak sebagai upaya peningkatan produksi susu lokal.
"82% ini masih impor. Apakah mau impor terus? Padahal di sini (Indonesia) khususnya di Pangalengan, banyak peternak. Bisnis sapi perah ini sebetulnya memiliki prospek sangat cerah," ucapnya.
Berangkat dari fenomena itu, Aun yang juga pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI Jabar) akan menjamin calon peternak sapi perah di Pangalengan dapat bantuan dalam hal pendanaan. Pihaknya akan menjembatani agar calon peternak sapi perah tersebut mendapat suntikan modal melalui bank.
"Uangnya nanti bisa digunakan untuk membeli sapi, pembangunan fasilitas dan lain-lain. Kami usahakan mendorong mereka dengan membantu calon peternak-peternak itu dengan skema yang kami buat. Pinjaman dari bank bisa mencapai Rp70 juta," ungkapnya.