Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis pada Agustus 2017 Provinsi Jawa Barat mengalami deflasi sebesar 0,09% secara bulanan (month to month). Deflasi terjadi karena stabilnya harga pangan sepanjang bulan.
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan Juli 2017 yang inflasi sebesar 0,01% dan juga dibanding inflasi Agustus tahun 2016 (y-o-y) yang tercatat 3,92%.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok yang mengalami deflasi antara lain kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,19% dan bahan makanan dengan 1,06%.
"Komoditas yang mengalami deflasi yaitu bawang merah, bawang putih, tomat sayur, angkutan antar kota, cabai merah dan putih, jengkol dan minyak goreng," kata Kepala BPS Jabar Dody di Gedung BPS Jabar, Senin (4/9).
Sedangkan sisanya mengalami inflasi, seperti kelompok makanan jadi, minuman, roko dan tembakau sebesar 0,26%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,07%.
Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,40%, kelompok kesehatan sebesar 0,32%, dan pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,03%.
Dody mengatakan, berdasarkan wilayah, dari 7 kota IHK di Jabar, deflasi tertinggi terjadi di Kota Bogor sebesar 0,36%, Kota Cirebon sebesar 0,28%, Kota Depok sebesar 0,22% dan Kota Bekasi sebesar 0,10%.
Sedangkan sisanya yang mengalami inflasi antara lain Kota Tasikmalaya sebesar 0,23%, Kota Sukabumi sebesar 0,09% dan Kota Bandung sebesar 0,06%.