Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti: Inhaler Bisa Mengurangi Penyakit Parkinson

Inhaler adalah obat bagi penderita asma. Obat ini sangat berguna bila penyakit asma tersebut kambuh secara tiba-tiba. Namun, ternyata inhaler juga bermanfaat untuk penyakit parkinson.
Ilustrasi/Boldsky
Ilustrasi/Boldsky

Bisnis.com, BANDUNG -- Inhaler adalah obat bagi penderita asma. Obat ini sangat berguna bila penyakit asma tersebut kambuh secara tiba-tiba. Namun, ternyata inhaler juga bermanfaat untuk penyakit parkinson.

Dilansir Boldsky, peneliti menemukan penemuan terbaru tersebut yang dipublikasikan di jurnal Science. Menurut peneliti, inhaler berwarna biru mengandung salbutamol dengan kadar tinggi. Zat tersebut bisa mengurangi risiko pengembangan penyakit neurologis.

Sebab salbutamol mampu menghentikan kumpulan protein dari akumulasi yang tidak normal di otak, di mana kondisi tersebut adalah ciri khas penyakit parkinson.

"Penemuan kami mungkin merupakan awal dari pengobatan yang mungkin baru untuk penyakit serius ini. Kami berharap bahwa studi klinis akan mengikuti penemuan ini," kata Trond Riise, Profesor di Department of Global Public Health and Primary Care (IGS), University of Bergen di Norwegia.

Penelitian dilakukan selama 11 tahun dengan partisipan sekira 4 juta orang di Norwegia. Untuk penelitian ini, para peneliti memeriksa lebih dari 100 juta resep Norwegia yang terdaftar sejak tahun 2004.

Hasil penelitian ini ditemukan setelah peneliti menguji senyawa yang menjanjikan pada neuron manusia dengan laboratorium dan hewan. Sel saraf tersebut hancur akibat penyakit parkinson sehingga mempengaruhi jumlah pelepasan dopamin yang menghambat gerakan.

Kehilangan sel saraf secara bertahap menyebabkan lengan dan kaki menggigil, kaku, dan terjadi koordinasi yang buruk. Para peneliti kemudian menguji lebih dari 1.100 obat, molekul, dan vitamin untuk memperbaiki sel saraf tersebut.

Ternyata salbutamol yang digunakan pada inhaler biru memiliki efek positif untuk menghentikan hilangnya neuron progresif. Obat tersebut bisa mematikan gen yang bertanggung jawab untuk membangun protein alpha-synuclein di otak yang menyebabkan parkinson.

Selain itu, peneliti juga memeriksa lebih dari 100 juta resep yang telah dikeluarkan selama 11 tahun terakhir pada pasien asma. Hasilnya 0,1% pasien yang tidak pernah menggunakan inhaler bisa mengembangkan penyakit Parkinson.

"Saya berharap temuan baru ini bisa mengembangkan pengobatan untuk penyakit Parkinson," kata Dr Joseph Jankovic, seorang ahli saraf yang berbasis di Baylor College of Medicine.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Kahfi
Sumber : Boldsky
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler