Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat statistik (BPS) Jawa Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,29% di kuartal II 2017 (y-on-y). Angka tersebut melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 6,06%.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 11,84%. Dari sisi Pengeluaran oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,51% dan ekspor barang dan jasa tumbuh 9,10%.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jabar tersebut didorong oleh kendalanya ekspor yang masih berada dalam tekanan. "Kita juga masih mengalami kendala masalah ekonomi global," katanya di Gedung BPS Jabar, Senin (7/8).
Di samping itu, pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi sebesar minus 18,53%. Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan II-2017 (y-on-y), industri pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 2,04%.
"Bobot paling besar itu berada di industri pengolahan yang mencapai 2,04%. Juga didukung dari sektor perdagangan dan pertanian. Jadi lapangan usaha inilah yang membantu perekonomian di Jawa Barat," ujarnya.
BPS memprediksi, ekonomi Jabar masih cenderung stagnan pada trilwulan III-2017. Hal itu tampak pada indeks tendensi konsumen stagnan di angka 102,19. Dengan kata lain konsumen masih optimistis, namun angkanya di bawah triwulan II.
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Jabar Kuartal II-2017 Tumbuh 5,29%
Badan Pusat statistik (BPS) Jawa Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 5,29% di kuartal II 2017 (y-on-y). Angka tersebut melambat bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 6,06%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Ajijah
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
6 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
2 hari yang lalu