Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mengklaim stok garam di Kota Bandung masih dalam relatif cukup dan stabil. Seperti diketahui, stok garam mulai menipis di beberapa daerah dan mulai merambah ke Kota Bandung.
"Stok kita masih cukup," kata Sekretaris Daerah Kota Bandung, Yossi Irianto, ketika ditanya terkait kondisi kelangkaan garam, di Balai Kota Bandung, Selasa (1/8).
Yossi mengatakan, sepengetahuan dirinya, kebutuhan pokok termasuk garam di Kota Bandung masih dalam relatif stabil. Selain itu, tidak ada keluhan dari masyarakat.
"Kebutuhan pokok kita, sudah sangat baik termasuk garam. Stabilitas. Sandang pangan kita sudah cukup baik. Suplainya juga jalan," ujar Yossi yang juga mencalonkan diri menjadi Walikota Bandung.
Menurut Yossi, kelangkaan garam yang terjadi di daerah tertentu memang patut diperhatikan. Namun, kata dia, untuk di Bandung sendiri pihaknya selalu menjaga stabilitasnya.
"Dan masyarakat Bandung juga kan masih nyaman. Kita jaga dengan tim pengendali, di samping pengendali inflasi juga ada tim pengendali sandang pangan," ujarnya.
Seperti dikutip Antara, seorang pedagang di Pasar Andir Kota Bandung, Rani mengatakan, garam sudah mulai langka. Kelangkaan garam terjadi karena stoknya dari produsen garam.
"Stok garam di sini sudah mulai menipis, selain itu harganya juga naik. Saya juga tidak tahu apa penyebab kenaikan hingga kelangkaan Garam dapur tersebut," kata Rani.
Kelangkaan garam pun berdampak pada kenaikan harga garam dapur yang mencapai 100 persen di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung.
Salah seorang pedagang di Pasar Sederhana Bandung Kartika menuturkan, harga garam dapur semula Rp1.000 per bungkus namun, kini harganya naik menjadi Rp2.000 per bungkus sejak pekan lalu.
"Kalau ditanya penyebab kenaikannya saya kurang tahu pasti cuma di sini kita mengalami kenaikan harga dari asalnya Rp1.000 menjadi Rp2.000. Walaupun naik pembeli mah tetap banyak karena garam kan salah satu kebutuhan pokok," kata Kartika.