Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kesehatan Kota Bandung akan segera meluncurkan program layad rawat pada 24 juli mendatang. Program ini dinilai akan memudahkan warga Bandung yang mengalami sakit namun kesulitan akses untuk pergi ke rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita memaparkan, Layad Rawat dilaksanakan karena banyak warga Bandung masih merasa sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan apalagi perlu ke rumah sakit.
"Ada masyarakat yang merasa perlu mendapat pelayanan di rumah sakit , tapi penuh atau jauh dari RS dan alasan ini memang masuk akal karena memang RS sering kali penuh," katanya di Balai Kota Bandung, Kamis (20/7).
Lebih lanjut Rita menambahkan, gagasan ini merupakan ide dari Walikota Bandung Ridwan Kamil untuk langsung 'menjemput bola' kepada warganya yang membutuhkan pertolongan.
"Karena ada keterbatasan yang dimiliki masyarakat tidak mampu untuk mendapat pelayanan Kesehatan maka pak Wali membuat gagasan jemput bola untuk Layad Rawat," kata Rita.
Berkaitan dengan teknis pelaksanaan, Rita menerangkan tim Layad Rawat dibagi berdasarkan daerah UPT Puskemas di tiap Kecamatan yang total berjumlah ada 80 Puskesmas,.
Untuk tenaga dokter sendiri, kata dia, dialokasikan sejumlah 87 dokter, 184 perawat 187 SKM (Sarjana Kesehatan Masyarakat) dan 23 tenaga gizi dari proses rekrutmen yang diikuti sebanyak 1558 pendaftar.
"Masyarakat tinggal menghubungi 119 dan nanti ada tim dengan komposisi tim terdiri dari 1 orang dokter, 1 orang perawat atau bidan serta 1 orang petugas gizi bila dibutuhkan dengan estinasi kedatangan 30 menit, " ucapnya.
Terkait persyaratan yang harus di siapkan oleh masyarakat, Rita menerangkan bahwa warga hanya perlu menyiapkan BPJS dan SKTM saat tim Layad Rawat tiba.
"Jadi warga hanya penerima Layad Rawat harus peserta BPJS aktif dan memiliki SKTM dan pelayanan ini gratis, untuk warga yang mampu akan dikenakan biaya sesuai perda 3 tahun 2010 biayanya," ujar Rita.
Untuk sosialisasi Rita juga mengatakan, Dinas Kesehatan sudah melaksanakan sosialisasi per komunitas dan untuk kewilayahan sudah di expose hingga melalui puskesmas.
"Harapannya agar warga paham betul layanan ini sehingga tahu buat melayani apa saja seperti emergency, lansia yang hidup sendiri dan hal emergency lain," tegasnya.
Sejauh ini, meurut Rita, dengan waktu pelayanan 24 jam sudah 22 orang yang dikunjungi oleh layanan ini dengan jumlah paling banyak menderita stroke.
"Kedepannya akan dilibatkan Dokter spesialis untuk layanan ini dan juga kita sudah menambahkan 11 unit ambulans motor yaitu 3 di Yankesmob (pelayanan kesshatan mobile) 24 jam dan 8 disebar ke UPT Puskesmas," pungkasnya.