Bisnis.com, BANDUNG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, stabilitas keuangan daerah hingga Mei 2017, pertumbuhan kredit serta aset perbankan mengalami perlambatan dibanding triwulan I 2017.
"Berbeda dengan DPK (Dana Pihak Ketiga) yang justru meningkat," kata Wiwiek di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, baru-baru ini.
Menurutnya, perbankan memperkirakan masih melakukan konsolidasi dengan menahan ekspansi kredit di tengah risiko kredit yang kembali meningkat. Kenaikan pertumbuhan DPK pada Mei 2017 dibanding akhir triwulan I 2017 dari 8,20% menjadi 8,35% didorong oleh pertumbuhan giro.
Adapun perlambatan pertumbuhan kredit dari 8,40% menjadi 8,06% terutama terjadi pada kredit investasi dan konsumsi. Bank Indonesia mencatat total penyaluran kredit perbankan mencapai Rp578,05 triliun. Kredit modal kerja menyerap 38,8%, investasi 19,1%, dan konsumsi 42,1%
Risiko kredit untuk beberapa sektor utama, kata dia, perlu diwaspadai khususnya sektor konstruksi dan jasa dunia usaha. "Secara spasial, penyaluran kredit mayoritas terkonsentrasi ke wilayah berbasis industri sementara penghimpunan DPK mayoritas terkonsentrasi di wilayah perkotaan yang umumnya berbasis perdagangan," katanya.
Penyaluran kredit UMKM juga melambat khususnya terjadi pada segmen usaha menengah. Namun demikian, NPL kredit UMKM terpantau terus menurun hingga Mei 2017 terutama didorong oleh menurunnya NPL UMKM di sektor perdagangan dan industri pengolahan.