Bisnis.com, BANDUNG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat (Jabar) Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pada triwulan II-2017 ini penjualan eceran (SPE) di Jabar relatif meningkat daripada sebelumnya.
Hal itu didasari oleh hasil survei penjualan eceran (SPE) pada bulan Juni 2017. Wiwiek mengatakan, SPE dilakukan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi.
"Jadi peningkatan itu terkonfirmasi dari hasil survei yang memperkirakan penjualan eceran bulan Juni 2017 meningkat 6,4% (yoy) dari 3,7 (yoy) pada bulan sebelumnya," kata Wiwiek di Bandung, baru-baru ini.
Wiwiek mengatakan, meningkatnya penjualan eceran ini didorong dengan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga mengingat pada bulan tersebut memasuki Hari Raya Idulfitri.
"Momen bulan Ramadan dan Idulfitri salah satu faktor pendorongnya. Karena sehubungan juga dengan meningkatnya penghasilan masyarakat karena penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR)," kata Wiwiek Sisto Widayat.
Kelompok barang yang menjadi pengaruh terhadap peningkatan SPE, kata Wiwiek, adalah berbagai jenis kelompok barang khususnya kelompok makanan dan minuman. "Juga termasuk tembakau,"ungkapnya.
Ke depan, kata dia, SPE tidak menutup kemungkinan akan dilakukan di kota besar lain di Jawa Barat. "Kemungkinan di Bogor karena tingkat konsumsi masyarakatnya cukup tinggi," ujarnya.
SPE dilakukan guna dijadikan salah satu leading indikator untuk melihat bagaimana potensi masyarakat. "Jadi purchasing power masyarakat itu seperti apa, itu dari sisi volume yang di jual," katanya.
SPE ini pun dilakukan pada warung-warung kelontong dan kios-kios kecil yang menjual kebutuhan sehari-hari masyarakat.