Bisnis.com, BANDUNG -- Kenaikan harga daging ayam dan telur di H-7 menjelang Lebaran dijelaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita bukan lantaran ulah kartel.
“Engga, karena lebih banyak (ulah) pada pedagang di level bawah. Sebab yang besar-besar itu mereka gak berani. Kalau berani? Wah risikonya terlalu berat berhadapan dengan pemerintah. Kita dan KPPU keras sekali,” kata Mendag, di Bandung, Rabu.
Diketahui, H-7 Lebaran disejumlah pasar Kota Bandung misalnya, harga daging ayam melonjak signifikan menjadi Rp40.000/kg dari harga semula Rp28.000/kg. Namun kenaikan itu menurut Mendag tak berlangsung lama sebab suplainya banyak.
Dia melanjutkan, kenaikan komoditas daging ayam dan telur dinilai wajar lantaran peternak terancam merugi akibat pasokannya yang berlimpah. Kenaikan harga jelang Lebaran itu, kata Enggar, menjadi kompensasinya.
“Jadi itu merecover, ada kenaikan sedikit maka ada sedkit keuntunganya, kita hitung itu. Kalau disebut sebagai Rp35.000 sampai Rp40.000, per ayam itu rata-rata 1,3 kilogram sampai 1,5 kilogram. Kalau dihitung per kilonya itu masih sangat rendah,” ujar Engggar.
Menurut Enggar, situasi serupa terjadi pada telur ayam. Dirinya menemukan di sejumlah pasar bahwa harga telur mencapai Rp18.000/kg sedangkan dalam Permendag harga Rp18.000 merupakan aturan harga jual yang dikeluarkan pihaknya.
“Saya pada waktu itu justru sedih. Pada H-10 di 2 pasar saya sedih karena harganya terlalu rendah. Sedangkan kita mengeluarkan Permendag Rp18.000 itu pengambilan di peternak. Kalau Rp18.000 dijual di pasar, berarti di peternak hanya Rp15.000,” kata dia.
Enggar menambahkan, pihaknya melakukan intervensi untuk tata niaga daging ayam dan telur hanya di level distribusinya. “Jadi kita kasih tahu ke peternaknya, Anda naikin saja, kalau yang lain Anda turunin. Banyak sebenarnya ekses-ekses tapi juga kenaikannya sama sekali tidak besar. Hanya 5,6% dan masih batas normal,” ujarnya.
Kendati demikian, Enggar menambahkan adanya lonjakan harga ayam serta telur di H-7 Lebaran akan menjadi catatan Kementeriannya di kemudian hari. Meski dirinya mengklaim tidak ada pihak yang tertekan baik dari peternak maupun pedagang.