Bisnis.com, SOREANG - Jumlah pengunjung yang menghabiskan waktu libur lebarannya pada H+3 tahun ini di kolam pemain air panas Walini, Kecamatan Rancabali, Kab Bandung mengalami peningkatan hingga 100% menjadi 4.000 orang.
Humas dan Informasi Kolam Renang Walini, Suherman Rubiana mengungkapkan, bila dibandingkan pada libur hari biasa, pengunjung yang datang pada libur lebaran ini mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari sebelumnya yang hanya 1.500-2.000 orang.
"Pada libur lebaran ini memang ada kenaikan tarif sebesar Rp2.000 per orang atau tuslah hingga tanggal 16 Juli 2017," katanya, kepada Bisnis, Kamis (29/6/2017).
Agar kendaraan pengunjung yang datang bisa tertampung, pihak pengelola mengaku sudah mempersiapkan lahan parkir dengan sangat memadai bahkan terluas bila dibandingkan dengan objek wisata yang ada di kawasan tersebut.
Begitu juga dengan petugas, pihaknya telah mendapatkan tenaga tambahan dari unsur TNI/Polri atau pam lebaran. Sedangkan, untuk pengamanan di kolam renang, pihaknya akan mengandalkan SAR yang keseharian bertugas mengawasi aktivitas pengunjung di kolam.
"Untuk program kami tidak ada program khusus pada libur lebaran tahun ini, kecuali dengan memasang tiket elektronik," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat ini terdapat delapan lokasi wisata di Ciwidey yang menawarkan pemandian air panas diantaranya Ciwidey Valley, Green Hill, Kampung Cai, Cimanggu, Walini dan BWL.
"Karakter pengunjung yang lebih senang mencoba wahana baru, telah menggerus pasarnya," ungkapnya.
Dirinya menuturkan agar bisa bersaing pemandian air panas Walini terus mempertahankan kualitas dengan cara menjaga air pemandian tetap bersih. Salah satu upayanya dengan menguras dan tidak menerima pengunjung di malam hari.
Selain itu, Suherman menambahkan Walini punya konsumen yang loyal dan fanatik sehingga sekalipun kompetitor mencoba untuk mencuri marketnya, tidak berpengaruh banyak. Pengunjung langganannya mayoritas berasal dari Jabodetabek dan Banten.
Ia mengatakan pihaknya saat ini akan menggarap bisnis baru pada 2018 mendatang berupa bisnis penginapan dan restoran. Seperti yang dilakukan pelaku usaha pemandian air panas di Garut yang menawarkan juga penginapan dan restoran.
Langkah itu, katanya dilakukan agar pengunjung tidak jenuh karena objek wisata bervariatif, banyak pilihan dan memiliki nilai tambah.