Bisnis.com, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau biasa disapa Emil sangat mendukung tumbuhnya wirausaha-wirausaha berbasis organisasi yang akan berdampak pada tumbuhnya ekonomi masyarakat.
Untuk itu, Emil mendorong wirausaha berbasis organisasi yang diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan yang terjadi sehingga menghilangkan jarak antara yang miskin dan yang kaya.
"Saya sangat mendukung adanya dan tumbuhnya wirausaha-wirausaha yang berbasis organisasi. Kali ini dari pengusaha Nahdiyin yang mengukuhkan keanggotaannya untuk memajukan perekonomian umat dan menghilangkan gep antara si kaya dan si miskin," kata Emil dalam acara pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Nahdiyin (HPN) Kota Bandung.
Dalam kesempatan tersebut, Emil menyampaikan perekonomian Kota Bandung sebesar 7,7% namun jarak antara masyarakat atas dan bawahnya masih tinggi. Kalangan menengah ke atas mampu memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dibanding kalangan menengah ke bawah.
Selain itu, Emil menyampaikan teori baru yaitu poskapitalism dimana kegiatan perekonomiannya hadir, tetapi tidak terkonsentrasi terhadap satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada yang tidak memiliki instrumen ekonomi.
"Saya menyoroti teori baru yaitu poskapitalism, di mana kegiatan hadir, namun tidak terkonsentrasikan kepada satu objek atau satu institusi ekonomi tetapi tersebar kepada mereka yang tidak memiliki instrumen ekonomi, contohnya gojek," ujarnya.
"Motornya milik pribadi tetapi tersambungkan dengan sistem ekonomi sehingga keuntungannya bisa dirasakan semua tanpa harus dimiliki oleh satu institusi," sambungnya.
Pemerintah Kota Bandung memiliki gagasan baru untuk mensejahterakan masyarakat yang memiliki kamar yang tidak terpakai. Sekarang wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan biaya standar dapat menyewa kamar kepada masyarakat sehingga dapat menumbuhkan kendapatan tambahan bagi masyarakat.
"Gagasan baru yang saat ini dikembangkan yaitu jika ada wisatawan yang datang ke Kota Bandung dengan uang pas-pasan mereka dapat menyewa sebuah kamar kepada masyarakat tanpa harus memikirkan biaya hotel yang cukup Mahal. Sehingga masyarakat bisa menikmati kondisi pariwisata Kota Bandung dengan keuntungannya yang merata," ucapnya.
Pemerintah Kota Bandung sendiri sudah melaksanakan konsep poskapitalism tersebut, diantaranya jika ada acara konsumsi yang disediakan terbagi dari beberapa produsen sehingga banyak pihak yang dapat menikmati keuntungannya.
"Kami di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah menjalankan konsep ini, jika memerlukan konsumsi dalam suatu acara kita bagi-bagi, kerupuknya dari si A, tahunnya dari si B dan airnya dari si C. Sehingga semua dapat merasakan kesejahteraan," pungkasnya.