Bisnis.com, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau biasa disapa Emil mengungkapkan bahwa Kota Bandung berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan publik melalui teknologi.
Dia pun ingin mencontoh negara maju terkait sistem smart city. Dengan demikian dia menginstruksikan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk terus melakukan pemetaan masalah.
Menurutnya, setiap masalah yang terpetakan itu bisa langsung dibuatkan solusi teknologinya. Dengan begitu, pelayanan publik bisa berlangsung lebih efektif dan efisien.
"Singapura itu punya 1600-an aplikasi, berarti ada 1600-an masalah yang bisa diatasi dengan teknologi. Kita juga seharusnya bisa membuat aplikasi sejumlah masalah yang ada di Bandung," kata Emil usai menandatangani komitmen bersama Gerakan Menuju 100 Smart City Kota Bandung, di Él Royale Hotel Bandung.
Menurut Emil, dalam setahun dia berupaya untuk menghadirkan lagi seratusan aplikasi untuk menunjang kinerja pemerintahan dan pelayanan publik.
Emil menyebut targetnya suatu saat aplikasi-aplikasi tersebut tidak hanya bersifat interaktif dengan manusia tetapi juga antar perangkat.
"Di Jepang, ada aplikasi pendeteksi banjir. Jika air permukaan sungai naik dan menyentuh sensor, ia akan mengaktifkan gerbang sungai. Jadi nanti biarkan antar mesin yang bekerja. Itulah Smart City 3.0," jelasnya.
Dia menambahkan, untuk itu ia menekankan kepada para pimpinan SKPD untuk senantiasa berinovasi dan memperbaharui sistem. Baginya, kepemimpinan adalah kunci agar revolusi pelayanan publik ini bisa berjalan maksimal.
"Kuncinya adalah komitmen para pimpinan ini untuk beradaptasi di setiap level, mulai dari bawah hingga atas. Jadi kualitas pelayanan melalui teknologi bisa lebih baik," ujarnya.
Pada acara Komitmen Bersama Gerakan Menuju 100 Smart City Kota Bandung itu, pemerintah kota mendapatkan CSR dari PT. Cyberindo Aditama berupa alat pendeteksi cuaca.
Alat pendeteksi cuaca tersebut akan terhubung dengan aplikasi smart city di Bandung Command Center. Alat itu akan dipasang di 30 kecamatan se-Kota Bandung.