Bisnis.com, BANDUNG -- Menjelang satu hari peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni besok. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebut pendidikan Pancasila tidak mendapat porsi yang cukup dalam kurikulum pendidikan nasional.
Pria yang akrab disapa Emil itu mencontohkan perilaku anak-anak sekolah dasar sekarang bisa dengan mudah mencontohkan kata-kata yang tidak pantas kepada sesama akibat pendidikan Pancasila yang dinilai kurang.
"Saya dapat kabar ada satu atau dua anak di Bandung yang terpengaruh oleh Pilkada Jakarta. Jadi membenci etnis tertentu, mengkafirkan temannya. Istilah kafir itu sudah masuk ke dalam kosakata anak SD," kata Emil di Pendopo Kota Bandung, Rabu (30/5).
Emil menyebut, Pancasila seharusnya bukan seperti pemadam kebakaran. Ketika ada problem atau masalah, baru di diskusikan. "Harusnya ada atau tidak ada problem kita perkuat," kata Emil.
Emil pun mengaku sedih apabila pendidikan Pancasila masih belum mendapat porsi yang banyak di tiap sekolah. "saya sedih pendidikan pancasila tidak mendapat porsi yang cukup dalam kurikulum pendidikan nasional. Saya generasi yang ada PMP nya. Bosen nggak bosen nempel di kepala," ujarnya.
Kendati Pemkot Bandung memiliki program Bandung Masagi yang terdapat bela negara. Namun menurut Emil dirasa belum cukup karena cakupannya tidak nasional.
Dia pun akan berusaha berdialog dengan para guru terkait pendidikan Pancasila. Selain itu Emil berharap bisa membuat petisi tentang pendidikan Pancasila.
"Kalau saya bisa petisi ke nasional tolong hadirkan lagi pendidikan Pancasila, bentuknya terserah, tapi itulah kekurangan yang terjadi di pendidikan anak-anak usia SD dan SMP," ujarnya.