Bisnis.com, BANDUNG -- Kebahagiaan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan terutama bagi anak-anak. Sebab menjaga agar anak-anak tetap bahagia bisa menjadi rahasia untuk menghentikan mereka dari minum-muniman keras dan merokok.
Sebuah studi yang dilakukan oleh University College London menemukan, anak-anak sekolah yang paling tidak bahagia hampir dua kali lebih mungkin mengonsumsi alkohol dan rokok.
Tetapi mereka yang puas dengan keluarga mereka, persahabatan dan kehidupan memiliki kemungkinan 25 persen lebih rendah untuk mencoba alkohol dan rokok, sebelum usia 16 tahun.
Dilansir Daily Mail, penelitian mengatakan karena anak-anak telah belajar mengaitkan alkohol dengan perasaan senang dan mengurangi kecemasan.
Studi terhadap 1.729 anak berusia 10 sampai 15 tahun jelas menunjukkan bahwa mereka yang sudah bahagia tidak berpotensi merokok atau minum, dengan kesempatan kurang dari 10 persen untuk menjadi peminum atau perokok.
Dr. Noriko Cable, peneliti dari UCL Institute of Epidemiology and Health, mengatakan alkohol akan jadi pelarian jika orang tersebut tidak bisa meredakan perasaan mereka terhadap ketidakmampuan emosional.
"Berdasarkan hal itu, kami pikir anak-anak merasa bahagia dalam semua aspek kehidupan, dengan teman, sekolah dan rumah, mungkin tidak memiliki alasan untuk minum," katanya.
"Mereka tidak membutuhkan substansi untuk mengimbangi kurangnya kesejahteraan emosional. Prinsip yang sama berlaku untuk merokok,” sambungnya.
Di Inggris, misalnya, tingkat perokok dan minum di kalangan anak-anak cenderung meningkat. Hal itu dikarenakan fenomena yang terjadi pada masa kini yakni sebagian mereka lebih banyak memainkan media sosial ketimbang bersosialisasi.
Namun, peneliti ingin mengetahui apakah kebahagiaan dan kesadaran akan risiko tersebut mempengaruhi perilaku mereka?
Penelitian ini didasarkan pada data dari Studi UK Longitudinal Household, di mana anak muda diminta untuk menilai kebahagiaan mereka terkait dengan kinerja sekolah, penampilan, keluarga, teman, sekolah dan kehidupan pada umumnya.
Para peneliti menemukan yang paling bahagia memiliki peluang 10,8 persen untuk mencoba alkohol dan rokok. Sedangkan yang tidak bahagia mencapai 21,5 persen.
Studi di Inggris juga menemukan hampir 70 persen anak berusia 10 sampai 15 tahun tidak menggunakan alkohol dan rokok, dengan 13 persen pengguna terus-menerus.