Bisnis.com, BANDUNG -- Menteri Pertanian Amran Sulaiman, memberikan kuliah umum bertajuk "Pencapaian Program Pangan dalam Rangka Nawacita" di hadapan para mahasiswa pertanian UNPAD, di Grha Sanusi Hardjadinata, Universitas Padjadjaran, Senin (15/5/17).
Dalam kuliah umum tersebut, mentan memaparkan terobosan kebijakan dan program yang dicanangkan. Menurut mentan, kebijakan yang dia lakukan terhadap regulasi-regulasi akan memberi dampak terhadap seluruh penduduk di Indonesia terutama petani.
"Pertama saya ditakdirkan jadi menteri, saya perhatikan regulasi. Salah regulasi kebijakan akan memberi dampak kepada 250 juta penduduk Indonesia," ujarnya.
Bila regulasi tidak diperhatikan, kata mentan, maka akan menghambat swasembada yang dicanangkan. Mentan mencontohkan kerugian petani hingga Rp40 triliun karena regulasi yang keliru.
Selain itu, Amran menjelaskan kesuksesan swasembada pangan yang dijalankan selama kurun waktu dua tahun terakhir. Seperti peningkatan produksi pangan strategi yakni padi naik 11,7%, jagung naik 21,9%, bawang 11,3% dan cabai 2,3%.
"Hasil produksi kita, beras tahun kedua sudah tidak impor setelah 32 tahun. Dan Jagung merupakan produksi tertinggi dalam sejarah Indonesia," kata Mentan.
Dengan pencapaian terbaik tersebut, kini dia optimis bahwa Indonesia akan berhasil dalam menjalankan program lumbung pangan dunia 2045. Sebab menurutnya, peningkatan produksi pangan tersebut bukan tidak mungkin akan memberi kebutuhan pangan di seluruh dunia.
Amran pun menyinggung masalah yang kini sedang dihadapi yaitu banyaknya orang yang meninggalkan dunia pertanian. Sebanyak 20 juta orang, kata dia, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah meninggalkan dunia pertanian.
"Mau sejahtera? Mau kaya? jadilah petani. Bayangkan menanam jagung satu hektare bisa untung setengah miliar dengan modal benih hanya 15 kilogram dan bisa menghasilkan jagung 10 ton," jelasnya.
Dengan demikian, Mentan mendorong mahasiswa pertanian untuk lebih aktif dalam memaksimalkan potensi yang ada. Menurutnya, negara bisa bangkit melalui pertanian bila pemuda yang ada terjun langsung ke dunia pertanian.
Apabila pemuda khususnya mahasiswa tersebut mau turun langsung, dia meyakini Indonesia akan sukses dalam menjalankan program menuju lumbung pangan dunia 2045.
Gerakan Membangun Desa
Seiring dengan pencapaian peningkatan produksi pangan. Mentan mengatakan pihaknya akan bersinergi bersama UNPAD dengan membuat gerakan membangun desa. Hal itu dilakukan guna mendorong mahasiswa pertanian lebih berperan aktif demi peningkatan produksi pangan.
"Yang tidak kalah penting adalah kita telah menghadirkan dan mengedukasi para mahasiswa fakultas pertanian untuk bersinergi dalam meningkatkan produksi pangan," katanya.
Mentan menekankan, dalam peningkatan produksi pangan bukanlah tanggung jawab Kementerian Pertanian saja, melainkan tanggung jawab seluruh anak bangsa dan pihak yang terkait.
"Ini ada hasilnya dalam peningkatan produksi. Membangun pemuda yang tidur, membangunkan lahan yang tidur, semoga akan semakin kuat," ungkapnya.