Bisnis.com, BANDUNG -- Majunya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 disebut-sebut sebagai latar belakang adanya isu SARA yang mencuat akhir-akhir ini.
Isu SARA tersebut terkait izin mendirikan bangunan (IMB) 300 rumah ibadah non-muslim. Padahal menurutnya, selama dirinya menjabat sebagai Wali Kota Bandung hanya baru mengizinkan 10 IMB rumah ibadah di antaranya 5 Masjid, 3 Gereja dan 2 Vihara.
Emil pun menyayangkan beberapa pihak yang mengambil keuntungan dengan memakai isu yang tidak benar tersebut. Dia menyebut angka 300 merupakan fitnah.
"Saya sudah teliti itu informasi dari Kesbangpol yang dulu sudah diklarifikasi. Definisi fitnah itu sudah diklarifikasi namun masih beredar karena situasi politik sekarang ini," kata Emil usai acara peringatan Isra Miraj 1438 H di Masjid Ukhuwah Kota Bandung, Jumat (28/4/17).
Emil pun mengklaim bahwa munculnya fitnah tersebut berkaitan dengan pencalonannya di Pilgub Jabar. Emil menuding ada keterkaitan ketua partai politik di dalamnya tanpa menyebutkan identitasnya.
"Karena (fitnahnya) datang dari mulut-mulut ketua partai. Tadi malam informasinya. Padahal sudah diklarifikasi 2 minggu lalu masih terus beredar dan diembus-embuskan, maka masuk definisi difitnah," katanya.
Selain itu, Emil berdalih jika fitnah terkait izin mendirikan bangunan rumah ibadah non-muslim itu akan menjadi senjata orang-orang tak bertanggung jawab.
"Bahasanya lebay nanti jumlahnya (rumah ibadah non muslim) bisa beribu-ribu. Bahasanya 300 teh per tahun, berarti kalau nanti Pak Wali (jadi Gubernur) jumlahnya beribu-ribu, begitu katanya," jelasnya.
Dengan adanya kejadian ini, Emil pun berharap pelaksanaan Pilkada Jawa Barat tidak dipenuhi isu SARA. Dia ingin agar pelaksanaan pesta demokrasi dilakukan secara santun.
"Saya berdoa di Bandung dan Jabar jangan seperti Jakarta. Kalau bisa kita pesta demokrasi itu menang dengan gagasan bukan dengan memaki-maki orang. Mudah-mudahan itu menjadi dasar demokrasi di Jabar satu level lebih tinggi dari Jakarta. Amin," jelasnya.
Sebelumnya, hal serupa pernah dialami Emil setelah dirinya resmi dideklarasikan Partai NasDem sebagai partai pengusungnya. Emil difitnah oleh pihak yang menyebutnya sebagai syiah karena bergabung bersama partai besutan Surya Paloh tersebut.