Bisnis.com, BANDUNG--Diraihnya sertifikat Padi Tarabas oleh Gubernur Jabar diharapkan bisa menjadi salah satu bekal lepas dari import beras.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Hendy Jatnika menambahkan dengan disertifasinya Tarabas maka diharapkan bisa menjadi salah satu terobosan dari Kementerian Pertanian yang menginginkan 2017 hingga ke depan import beras menjadi nol.
“Kalau untuk keperluan beras khusus Kementan telah menyatakan bahwa Indonesia tidak mengimpor beras sampai hasil panen 2016,” tuturnya di Bandung, Jumat (177/2017).
Hendy memastikan varietas Tarabas ini memiliki keunggulan tertentu dan banyak dikonsumsi oleh restoran luar negeri seperti restoran Jepang dan Korea.“Nasinya pulen dan cocok untuk dikonsumsi oleh rumah makan atau restoran modern ,” ujarnya.
Dia berharap dengan menanam tarabas kalangan petani konvensional bisa menikmati harga padi yang cukup tinggi, karena memiliki kualitas beras cukup tinggi. Hasil produksi padi dari varietas Tarabas itu dalam satu hektar mencapai 5 ton/hektare.
“Harga beras dari padi Tarabas ini bisa dua kali lipat dari beras biasa 1 Kg bisa mencapai Rp 20.000/kg , jadi untuk berbisnis petani bisa untung berlipat, bila benih ini dilepas maka petani punya peluang untuk mengembangkan benih Tarabas ini,” pungkasnya.
Dia juga memastikan dari sisi produksi beras Jawa Barat pada 2016 sangat menggembirakan. Pada 2015 lalu kontribusi beras Jawa Barat mencapai 11 juta ton.
Namun, dengan dukungan iklim dan cuaca baik, serta curah hujan merata dimanfaatkan dengan baik oleh para petani padi. “Dengan begitu angka sementara produksi beras Jawa Barat pada 2016 meningkat hingga 12,5 juta ton lebih dengan area panen mencapai 2 juta hektar lebih,” ujarnya.