Bisnis.com, BANDUNG--Bagi pasangan suami istri, berdekatan satu sama lain tentulah hal yang sangat wajar. Mereka bisa berpelukan, berpegangan tangan, atau saling bertatapan.
Namun angan-angan itu ternyata tidak dapat dilakukan oleh Johanna Watkins. Diketahui, Johanna Watkins telah menikah dengan suaminya, Scott, sejak 2013 lalu, namun tak pernah terpikir olehnya bahwa dia akan menderita alergi terhadap sang suami. Tubuh Johanna akan bereaksi keras tiap kali berada di ruangan yang sama dengan Scott.
Karena alergi tersebut, aktivitas kencan bagi pasangan ini adalah duduk di ruangan terpisah tiga lantai, menonton acara tv yang sama, dan mendiskusikannya melalui chat atau telepon.
Alergi ini belum terjadi ketika mereka masih berpacaran. Kendati demikian, Johanna memang telah menunjukkan tanda-tanda alergi seperti ruam, iritasi usus, dan migrain. Johanna juga sempat batuk-batuk tiap kali mereka bertatap muka. Baru tahun lalu gejala ini memburuk, dan mereka menyadari, secara fisik mereka tidak dapat menjalani hidup bersama.
"Sekarang aku bereaksi keras terhadap suamiku. Sebelumnya aku alergi pada orangtuaku, dan banyak orang lainnya. Tapi itu mengerikan ketika aku akhirnya alergi juga pada Scott," ujar Johanna, dikutip dari Metro.co.uk, Rabu (1/2/17).
Setelah menjalani pemeriksaan medis, Johanna didiagnosa menderita Mass Cell Activation Syndrome (MCAS), gangguan sistem imun yang membuatnya alergi kepada setiap hal, karena imun yang bertugas melindungi tubuhnya dari penyakit justru malah berbalik menyerangnya.
Kondisi Johanna tidak hanya soal itu, dia memiliki reaksi parah terhadap seorang perokok, atau aroma pizza yang meskipun terasa jauh darinya. Dia hanya meninggalkan kamarnya saat pergi ke rumah sakit atau dokter nya.
Sementara itu Scott adalah seorang guru penuh waktu, namun dia tidak lupa untuk membuat sarapan untuk istrinya setiap hari.
"Tidak ada cara mudah mengatasi masalah ini. Saya ingin menjaga Johanna dengan aman dan saya akan pastikan kebaikannya, " ujar Scott.
Kini Johanna masih bisa tinggal serumah bersama suaminya, dan itu cukup membuatnya bersyukur meski mereka tidak bisa beraktivitas di ruangan yang sama. Kamar tidur mereka pun terpisah jauh.
Penyakit Johanna membuat rumah tangga mereka tidak berjalan seperti pasangan pada umumnya, namun mereka berkomitmen untuk tetap menjalani kehidupan pernikahan mereka bagaimanapun keadaannya.