Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Donald Trump Kagumi Saddam Hussein

Setelah menyebut akan menyambut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan memberi nilai A soal kepemimpinan kepada Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, Donald Trump lagi-lagi memperlihatkan sudut pandangnya yang unik atas tokoh-tokoh kontroversial dunia.
(Reuters/Jim Bourg)
(Reuters/Jim Bourg)

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah menyebut akan menyambut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan memberi nilai A soal kepemimpinan kepada Presiden Suriah, Bashar Al-Assad,  Donald Trump lagi-lagi memperlihatkan sudut pandangnya yang unik atas tokoh-tokoh kontroversial dunia.

Dalam wawancara dengan CNN baru-baru ini,  ia menyanjung mantan Presiden Irak Saddam Hussein.

Meskipun mengakui bahwa Saddam Hussein adalah "orang jahat", Trump menyebut mantan diktator Irak itu berhasil dalam pemberantasan terorisme. Meskipun selama Saddam Hussein berkuasa, Irak masuk dalam daftar negara sponsor terorisme.

"Dia adalah orang jahat, benar-benar orang jahat," kata Trump seperti yang ditulis CNN,Selasa (5/7/2016).

"Tapi Anda tahu apa yang dia lakukan dengan baik? Dia berhasil membunuh para teroris. Dia melakukannya dengan sangat baik."

Trump juga menyebutkan bahwa Irak hari ini, tanpa Saddam Hussein, menjadi "Harvard" bagi para teroris. Harvard merupakan salah satu universitas terbaik dunia yang berada di Amerika Serikat.

 "Jika anda ingin jadi teroris, pergilah ke Irak, itu seperti Harvard, OK? Sangat menyedihkan, sangat menyedihkan." kata Trump.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Paul Ryan terkejut mendengar pernyataan Trump. Ryan menegaskan, bahwa Saddam Hussein adalah salah satu orang yang paling jahat abad ke-20.

Sedangkan mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush yang mengesahkan Perang Irak menyebut dunia kini lebih baik tanpa Saddam Hussein.

Adapun kubu Hillary Clinton, calon presiden asal Partai Demokrat, lawan politik Trump dalam pemilihan Presiden, berkomentar bahwa pujian Trump merefleksikan sikapnya.

"Trump memuji Saddam Hussein sebagai pembunuh teroris, artinya dia setuju bahwa dia tidak pernah menggubris hak-hak siapapun," kata Jake Sullivan, penasihat senior kampanye.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat menilai Saddam Hussein banyak melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia rakyatnya.

Menurut Sullivan, sikap Trump yang condong menjadi pemerintah diktator menunjukkan betapa berbahayanya dia. Selain Hussein, Assad dan Hussein, Trump juga menyampaikan apresiasinya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden Libya Muammar Khadafy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo/JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper