Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jabar Catat Inflasi 0,25% Pada Mei 2016

Jawa Barat mengalami inflasi 0,25% pada Mei 2016 yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang naik dari 121,32 pada April menjadi 121,62 pada Mei 2016.

Bisnis.com, BANDUNG – Jawa Barat mengalami inflasi 0,25% pada Mei 2016 yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang naik dari 121,32 pada April menjadi 121,62 pada Mei 2016.

Adapun laju inflasi pada tahun kalender Januari – Mei 2016 sebesar 0,49% dan laju inflasi dari secara tahunan pada posisi Mei 2015-2016 tercatat sebesar 3,01%.

Kepala BPS Jabar Bachdi Ruswana menyatakan, kontribusi terbesar berasal dari kelompok bahan makanan dengan angka inflasi sebesar 0,51%.

“Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya menjadi sub kelompok tertinggi inflasi sebesar 3,40%. Sedangkan, komoditi yang mengalami kenaikan tertinggi pada sub kelompok ini adalah daging ayam ras.,” ucapnya di BPS Jawa Barat, Jalan PHH Mustofa, Bandung, Rabu (1/6/2016).

Selain itu, terdapat tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya yang mengalami inflasi, yakni Kelompok Bahan makanan sebesar 0,51%, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar 0,49%, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar sebesar 0,07%, Kelompok Sandang sebesar 0.53%, Kelompok Kesehatan 0,13%, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,01% dan Kelompok Transport, Komunikasi, & Jasa Keuangan sebesar 0,02%.

Meski dari perkembangan IHK, pada inflasi bulan Mei 2016 dinyatakan cukup stabil, Bachdi menyatakan, kestabilan harga tetap perlu diwaspadai, khususnya pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

“Siklus bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri itu sering kali menjadi momen harga pangan melonjak, jadi para pihak yang terlibat perlu mewaspadai kestabilan harganya, karena akan mempengaruhi inflasi,” tuturnya.

Senada dengan Bachdi, Kepala Tim Statistik Ekonomi dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wahyu Ari Wibowo mengatakan, inflasi kali ini terbilang cukup rendah.

“Inflasi kali ini masih dapat diterima, terbilang cukup rendah karena kita terbantu oleh 3-4 bulan terakhir yang mengalami deflasi,” ujarnya.

Di samping itu, melihat perolehan Kelompok Sandang yang tinggi, dinilai Wahyu sebagai pertanda baik untuk perekonomian Indonesia, khususnya Jawa Barat.

“Hal ini menandakan, masyarakat sudah mulai spending. Berani mengeluarkan biaya untuk keperluan di luar keperluan basicnya, dalam hal ini bahan pangan, ini harus dijaga agar inflasi di Jawa Barat tetap stabil,” ucapnya.

Di samping itu, perolehan angka inflasi ini disumbang oleh tujuh kota gabungan di Jawa Barat yang seluruhnya mengalami inflasi. Adapun kota yang mengalami inflasi terbesar diraih oleh Kota Tasikmalaya.

“Inflasi terbesar itu dialami oleh Kota Tasikmalaya yang mencapai 0,44%. Sedangkan, enam kota lainnya yakni Kota Bogor sebesar 0,37%, Kota Sukabumi sebesar 0,29%, Kota Bandung sebesar 0,24%, Kota Cirebon sebesar 0,27%, Kota Bekasi sebesar 0,09%, dan Kota Depok sebesar 0,32%,” paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper