Bisnis.com, BANDUNG—Kantor Cabang Utama Bank BJB yang memiliki desain arsitektur tempo dulu, seperti halnya gedung-gedung klasik di Kota Bandung, nyatanya memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Tepat di depan gedung yang dulunya bernama De Eerste Netherlands-Indische Spaarkas en Hypotheek Bank (Dennis) itu terjadi peristiwa perobekan bendera warna biru Belanda, persis peristiwa sejarah di Surabaya.
Saat itu, terjadi pertempuran sengit antara para pejuang kemerdekaan dan pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Suara letusan menggelegar disusul teriakan “Merdeka” yang terus menggema. Pertempuran hebat pun terjadi.
Kendati musuh dilengkapi persenjataan lengkap, termasuk kendaraan lapis baja, para pejuang bumi pertiwi tidak gentar. Mereka begitu gagah berani melakukan perlawanan.
Para pejuang yang terdiri atas kalangan pemuda marah melihat intervensi Belanda yang ingin kembali menduduki Tanah Air. Para pemuda melawan. Bahkan, mereka menaiki menara Gedung Dennis yang merupakan salah satu gedung penting di masa kolonial.
Akan tetapi, hanya dua orang pemuda, yakni Moh Endang Karmas dan Mulyono, yang berhasil menaiki menara gedung tersebut. Keduanya memanjat tiang bendera.
Setelah susah payah berada di atas tiang, Mulyono memegang ujung bendera berwarna merah-putih-biru yang sedang terkulai. Sementara Endang Karmas, yang berada pada bagian atas segera menghunuskan bayonet yang terselip pada pinggangnya.
Tanpa pikir panjang, Endang menggunakan bayonetnya itu untuk merobek warna biru pada bendera. Setelah terobek, hanya dua warna yang tersisa, merah-putih sebagai warna bendera kebangsaan negeri tercinta ini.
Itulah tetrikal yang dipentaskan Komunitas Bada Lohor di depan Gedung Denis yang sekarang telah menjadi Kantor Cabang Utama Bank BJB, di Jalan Braga, Kota Bandung, Sabtu (17/10/2015) malam lalu.
Pementasan itu menggambarkan secuil aksi heroik para pejuang mempertahankan kemerdekaan hingga merobek bendera Belanda yang tidak hanya terjadi di Surabaya. Sayang, aksi kepahlawanan di Bandung tersebut tidak banyak yang mengetahuinya.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan pementasan aksi teatrikal itu sebagai upaya pihaknya melestarikan sejarah sekaligus memberi penghargaan bagi para pejuang yang kini telah menjadi veteran.
“Kehadiran kami keberkaitan erat dengan perjuangan. Gedung Kantor Bank BJB Cabang Utama Bandung ini menjadi saksi perlawanan para pemuda melawan Belanda dalam mempertahankan kemerdekaan,” tuturnya.
Dia berharap generasi muda, khususnya di Jabar, tidak melupakan sejarah panjang negara ini. “Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menghargai jasa-jasa para pendahulu kita. Isi kemerdekaan ini oleh segala hal yang berbau positif dan bermanfaat.”