Bisnis.com, BANDUNG - Everest, film layar lebar yang naskahnya ditulis William Nicholson dan Simon Beaufoy, dan disutradarai Baltasar Kolmakur, merupakan sebuah karya Hollywood yang mendramatisir tragedi Himalaya pada 1996. Tragedi di puncak tertinggi dunia itu menewaskan delapan pendaki.
Film ini mengisahkan pendakian yang dilakukan dua kelompok secara bersamaan, kelompok pertama dipimpin oleh Kiwi Rob Hall (Jason Clarke), dan kelompok lainnya dipimpin Scott Fischer (Jake Gyllenhaal).
Peserta pendakian kelompok Rob Hall termasuk di dalamnya adalah ahli patologi Beck Weathers (Josh Brolin) dan jurnalis Jon Krakauer (Michael Kelly). Sementara Fischer harus mendampingi salah satunya warga Rusia Anatoli Boukreev (Ingvar Eggert Sigurosson). Mereka bertigalah yang nantinya akan menuliskan tragedi pendakian yang mereka alami dalam sebuah buku.
Sebelum film ini dibuat, pada 1998 silam pernah dibuat juga film ekspedisi mematikan yang juga berjudul Everest.
Namun yang menjadikan film produksi 2015 ini adalah tentunya sinematografinya dan tentunya efek CGI yang menjadikan film ini lebih nyata, layaknya di puncak Everest. Pengalaman menonton juga akan lebih seru lagi bila menyaksikannya dalam format 3D.
Para penulis film ini juga harus mengemas kisah dokumenter ke dalam film yang hanya berdurasi 2 jam. Dokumenter berjudul Into Thin Air, Left for Dead, dan The Climb – yang ditulis Krakauer, Weathers, dan Boukreev, telah berhasil menceritakan detil apa yang terjadi pada masa pendakian ketika itu.
Pada Mei 1996, dua ekspedia komersial bertemu di base camp Gunung Everest, dengan kedua kelompok tersebut memiliki persiapan masing-masing.
Rob sempat khawatir dengan banyaknya jumlah pendaki yang akan berangkat, sehingga dia pun mencoba membujuk kelompok pendaki lainnya untuk berangkat pada tanggal yang berbeda, namun ditolak.
Grup pendaki yang dipimpin Rob ingin mencapai puncak Everest sekitar pukul 2 sore, waktu yang dinilai tepat dan aman sehingga mereka bisa kembali ke base camp sebelum malam. Namun perjalanan mereka delay lebih dari sejam dikarenakan berbagai hal seperti tali yang belum terpasang pada dinding gunung, dan penglihatan salah satu peserta yang sedikit terganggu.
Rob sendiri tiba di puncak tepat waktu, namun anggota timnya tidak demikian. Kemudian sekitar pukul 3 sore, badai salju pun menyerang saat mereka dalam perjalanan turun dari puncak Everest.
Bertarung di udara tipis Gunung Everest, oksigen untuk para pendaki pun kian menipis di tengah badai salju yang kian kencang.
Berhasilkah Rob melalui badai salju di puncak Everest? Bagaimana dengan nasib pendaki-pendaki yang lainnya?
Pihak Universal Pictures mulai merilis Everest pada 27 September 2015 dengan pendapatan tiket mencapai US$23,1 juta di Amerika Utara dan US$73,7 juta di daerah lainnya sehingga total pendapatannya di seluruh dunia mencapai US$96,8 juta.
Film yang menghabiskan dana US$55 juta ini menuai banyak kritikan positif dengan rating di IMDB mencapai 7,4.